Berita NTT
Pengurus ADHMI NTT Sarankan Beli Daging Babi yang Sehat
Pada saat itu, pertama kali kena itu karena memang virus baru kita belum tahu caranya sempat ada yang dijual, ada yang dikonsumsi.
R : Waktu itu kita kebetulan baru mulai kalau indukan itu ada sekitar 80 untuk totalnya hampir 100.
N : Tapi sudah pasti tahu bahwa ini ASF?
R : Sudah tahu pasti itu ASF karena memang waktu itu lagi gencar - gencarnya, banyak di tempat lain yang sudah mati, kami ranch terakhir yang kena itu sekitar bulan April.
N : Kemudian antisipasi yang dilakukan bagaimana?
R : Waktu itu kami memang baru tahu itu penyakitnya dan memang baru masuk, tidak ada antisipasi jadi habis memang.
N : Pertanyaan yang sama. Dijual kah babi itu?
R : Tidak. Karena waktu itu kami paham itu, kami kami kubur dan kami bakar seluruhnya.
N : Pahamnya dari mana?
R : Dari berita dan ya memang kita waktu itu sudah siap juga sudah melakukan apa yang seharusnya kita lakukan tapi ya karena situasi waktu itu memang sangat tidak memungkinkan sampai masuk ke kami juga.
N : Tetap memelihara kembali setelah berapa tahun kemudian?
R : Tidak lama. Kami restocking bulan Maret, Juni, Agustus kami sudah mulai
N : Apa yang membuat optimis?
R : Ya kami harus mulai, harus bangkit kembali, tidak bisa jatuh terus karena ini sebuah usaha, kami tahu resiko dari sebuah usaha adalah pasti kita akan pernah gagal dan kita harus maju lagi.
N : Tapi ada kerjasama dengan siapa?
R : Waktu di awal kami tidak dengan Tilong Farm tapi tahun lalu kita ada kerjasama dengan sebuah organisasi Prisma, diawal tahun 2022.
N : Apa manfaatnya ketika bekerjasama dengan Prisma?
R : Sangat banyak. Prisma membantu kami peternak untuk memberikan edukasi masyarakat juga, Prisma juga memberikan kami bantuan, support dalam sebuah program kerjasama yang sudah kami lakukan dari tahun lalu itu untuk pengembangan peternakan babi itu di kita karena concernnya untuk di breeding jadi kita membangkitkan kembali semangat petani - petani.
N : Jadi Prisma juga breeding ya?
R : Iya jadi menyiapkan bibit di farm tilong dan membagikan ke mitra - mitranya, kan mitranya bukan cuma kami saja, ada beberapa.
N : Apakah Prisma hanya bekerjasama dengan farm yang besar atau dengan petani - petani juga bisa?
R : Dengan petani, setahu saya banyak.
N : Edukasi seperti apa yang diberikan?
R : Yang diberikan ke kami, kami juga pernah melakukan kampanye ASF seperti sekarang ini, kan kita memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa ini lho penyakit ini memang sudah ada, bagaimana antisipasinya, apa yang dilakukan kalau penyakit ini muncul dan lain sebagainya.
Luar biasanya mereka juga sangat concern untuk restocking untuk di peternak. Jadi peternak ini siap kembali untuk memelihara dan kami yang menyediakan bibitnya baik itu bibit dalam bentuk anakan maupun dalam bentuk sperm, kami ada kerjasama juga dengan Prisma untuk melakukan itu.
N : Berarti sudah tahu ciri - ciri babi yang kena ASF seperti apa?
R : Ya ahlinya ada di sini, saya hanya menggambarkan secara garis besar, ciri - cirinya demam, tidak mau makan dalam satu hari terus ada timbul bintik - bintik di badan dan ini masa inkubasinya cepat ya nanti baru dijelaskan secara mendetail oleh ahlinya tapi yang kami tahu di peternakan itu ya tidak mau makan dan besoknya bisa selesai (mati). Jangka waktu setelah kena itu dua minggu sudah selesai.
N : Tips untuk tidak membuat ternak babi tidak terkena ASF bagaimana?
R : Seperti kita ketahui ASF ini kan virus penyebabnya dan belum ada vaksin. Yang kita lakukan adalah biosecurity, kita menutup kandang, minta maaf ya yang tadinya biasa ada orang masuk ini kita tutup untuk sementara, kebersihan kandang diutamakan, disinfektan dan tak lupa juga kita memberi makan yang berkualitas.
N : Seperti apa makanan yang berkualitas untuk babi?
R : Untuk babi, yang berkualitas itu memenuhi kadar - kadar protein dan sebagainya.
N : dokter Waldi, bisa jelaskan lebih detail tentang pencegahan yang harus dilakukan oleh petani peternak?
W : Apa yang sudah disebutkan oleh dokter Roy dan Deny tadi itu sudah benar. Memang konsep dasar ini yang menarik di penyakit ASF ini adalah hanya satu cara untuk mencegahnya yaitu lewat biosecurity.
Belum ada vaksin sampai sekarang jadi untuk mencegah penyakit itu masuk ke farm kita dan jika sudah masuk ke farm, mencegah keluar itu harus benar - benar kita melakukan yang namanya pembatasan keluar masuk orang asing.
N : Apa hubungannya?
W : Tradisi kita di NTT khususnya, pedagang itu dari kandang ke kandang jadi dia dari satu kandang A, tidak transaksi di sana dia cari kandang lain.
Jadi kalau bisa saat wabah terjadi itu pedagang dibatasi dalam arti mungkin jarak 30 meter dari kandang, tidak usah lihat, kita videokan saja ternak kita lalu tunjukkan ini ternaknya, cocok, transaksi dulu saya angkut ternaknya.
N : Bahkan mungkin kita bisa antar ya seperti delivery order?
W : Mungkin itu langkah yang baik dalam suasana wabah bahwa sistem pembelian online ya mungkin, saya senangnya sekarang banyak peternak seperti Tilong Farm itu jual berdasarkan bobot badan, jadi itu lebih fair dibandingkan hanya taksasi.
Itu pencegahan yang pertama, batasi. Yang kedua, yang tidak kalah pentingnya itu juga adalah bagaimana kita disinfeksi pintu masuk. Jadi setiap kita keluar masuk itu harus kita celupkan kaki, ganti pakaian, harus ada area khusus.
Tapi untuk peternak kita, peternak rumah tangga yang skala dua tiga ekor kan mungkin tidak bisa begitu tapi yang bisa dilakukan sederhana juga, sendal khusus ke kandang itu harus lain.
Baju memang harus khusus untuk ke kandang. Jangan kita pakai ke pasar lalu datang dari pasar karena buru - buru langsung pergi kasih makan. Jangan lupa hal kecil mungkin, cuci tangan.
N : Seperti Covid ya?
W : Ini virus, jadi virus itu konsepnya sama pencegahannya jadi penularannya pun untuk ASF itu lewat dua jalur saja. Lewat jalur pernapasan dan lewat jalur pencernaan.
Kalau kita tahu itu pencegahannya sederhana juga. Kalau bisa untuk pakannya harus bebas dari virus ASF. Caranya apa? Jangan menggunakan pakan - pakan yang berpotensi menularkan virus.
Contoh, saat wabah begini kan banyak orang jual - jual ternak yang notabene kemungkinan sudah tertular ASF dibeli lalu limbahnya itu dikasih makan ternak kita. Bayangkan kalau satu ekor dibagikan ke 100 rumah tangga berarti virus itu dari satu lokasi ke 100 lokasi kan begitu.
Tapi poinnya disini bukan melarang orang untuk tidak beli daging babi ya. Tidak. Belilah daging babi yang sehat. Kita sebut ASU. Aman, Sehat, Utuh. Jadi tiga konsep ini harus diperhatikan. Bapak itu pasti tahu daging sehat itu bagaimana.
N : Apakah kita bisa membeli daging yang sudah tertular ASF, amankah ketika manusia memakan itu?
W : Bicara konteksnya dulu, orang, misalnya saya membeli, saya tidak tahu bahwa itu daging tertular atau tidak. Lalu pertanyaannya belakangan saya tahu , oh itu dulu tertular, aman tidak bagi saya? Saya katakan aman. Virus ini tidak menyerang manusia.
Dia hanya menyerang, tidak semua hewan dia serang. Dia hanya serang ternak babi dan babi liar, kita sebut babi hutan. Jadi jangan besok ternak lain mati oh ini ASF. Tidak. Ini hanya menyerang babi dan babi liar.
N : Apakah kita bisa makan?
W : Saya katakan, saya juga belajar kesehatan masyarakat veteriner, makan daging yang tidak sehat itu tidak baik.
Jadi kalau kita tahu bahwa daging itu tidak sehat, jangan mengonsumsinya. Makanlah daging dari sumber terpercaya. Misalnya sekarang kita ada istilah nomor NKV, jadi program - programnya dinas sekarang bagus.
Dia beri sertifikat kepada misalnya Restoran atau tempat pemotongan bahwa ini benar - benar mereka sudah melalui proses yang istilahnya sudah memenuhi standar kualitas kesehatan hewan.
N : Tapi kan tidak banyak masyarakat pergi ke tempat - tempat seperti itu. Secara kasat mata bisa tidak kita lihat ini daging ASF nih? Bagaimana cara lihatnya padahal kita orang awam. Bisa tidak mendeteksi itu?
W : Untuk mendeteksi apakah ada ASF atau tidak di daging, tidak bisa kasat mata. Itu harus secara laboratorium, PCR kita ambil, cek ada tidak virus di sana dan itu tentu butuh waktu lama dan lebih mahal itu daripada harga daging.
N : Yang paling praktis?
W : Yang paling praktis masyarakat diedukasi bahwa ciri - ciri daging sehat itu bagaimana. Itu mungkin.
Jadi lembaga yang berkompeten itu, kalau saya usulkan teman - teman dari Dinas Kesehatan atau Dinas Peternakan itu melakukan sertifikasi terhadap pedagang - pedagang seperti restoran itu ada label - label tertentu kan bahwa itu sudah diinspeksi bahwa babi yang dipotong disitu benar - benar dari babi sehat sudah melalui proses pemeriksaan dokter hewan.
Misalnya ngambilnya dari rumah potong hewan lalu mereka jual di lapak yang mereka miliki tapi dikoordinir, diawasi oleh pemerintah karena kita tidak bisa memaksa mereka jual di mall.
N : Berarti pemerintah harus mengawasi ya?
W : Iya mengawasi daerah mana area khusus jual daging babi itu harus dibuat lapaknya yang memenuhi syarat, jangan kibas - kibas lalat lewat, nanti kita lewat itu tempatnya penjualan daging sehat.(uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Kuliner Khas NTT, Kombinasi Makan Bihun Goreng Babi deng Sambal Kecap Asin, Lecker Bro |
![]() |
---|
KPK Kantongi Tersangka Kasus Bawang Merah Malaka, DPRD NTT: Jangan Sewenang-wenang |
![]() |
---|
Kuota Ternak NTT Tahun 2023 Masih Tunggu Keputusan Gubernur |
![]() |
---|
Belanja di Pasar Tradisional, Kapolda NTT Dengar Curhatan Pedagang |
![]() |
---|
Mengenal MoriGe, UMKM Binaan Bank NTT yang Merambah Pasar Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.