Berita Regional Terkini
Memasuki Era Revolusi Industri 4.0, Desa Dikhawatirkan Tertinggal Jika Tak Bersiap Diri
Memasuki Era Revolusi Industri 4.0, Desa Dikhawatirkan Tertinggal Jika Tak Bersiap Diri. perlu dipersiapkan konsep kemajuan desa.
Memasuki Era Revolusi Industri 4.0, Desa Dikhawatirkan Tertinggal Jika Tak Bersiap Diri
POS-KUPANG.COM - Memasuki era revolusi industri 4.0, desa-desa harus bersiap diri.
Jika tidak bersiap-siap di era revolusi industri 4.0 ini maka dikhawatirkan akan tertinggal.
Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Prof Apridar membahas kesiapan desa di era revolusi industri 4.0 di Bireuen, Sabtu (1/12/2018).
• Masuk Nominasi di Korea Popular Music Awards, Inilah 6 Lagu Kpop yang Cocok Didengarkan Saat Hujan
• Polisi Dukung Gubernur NTT Viktor Laiskodat Legalkan Miras Lokal, ini Alasan Polda NTT
• Intip Yuk Deretan Idol Kpop yang Bakalan Comeback di Bulan Desember 2018. Idola Kamu Ada?

Dalam orasi ilmiahnya, guru besar ilmu ekonomi itu menyampaikan perlu peningkatan kompetensi aparatur desa agar tidak tertinggal di era revolusi industri.
“Saya tahu peningkatan kompetensi itu sudah dilakukan dalam bentuk pelatihan, saya usulkan agar ini sinergi dengan kampus, jadi kampus bukan hanya mengeluarkan ijazah, tapi juga sertifikat kompetensi, semisal kompetensi birokrasi, anggaran dan lain lain buat calon aparatur desa,” kata Apridar.
Pola itu bisa dilakukan terpusat antara Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, dan Kementerian Riset, Teknologi Pendidikan Tinggi serta Kementerian Agama.
Jadi, ke depan, sambung Apridar, untuk menjadi kepala desa itu harus memiliki kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi.
“Kalau syaratnya begini kesannya akan berat betul jadi kepala desa, syarat boleh berat asal kesejahteraan juga sebanding dengan beratnya itu,” sebutnya.
• Ulang Tahun, Maria Walanda Maramis Pahlawan Pejuang Hak Perempuan Indonesia Muncul di Google Doodle
• Seminar Nasional HIMPRO ke-4 FKH Undana Jadi Ajang Transfer Pengetahuan
• Intip Foto-foto Rumah Mewah Crazy Rich Surabaya, Jusup Maruta dan Clarissa Usai Menikah

Selain itu, dia meminta agar Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh terus mendorong inovasi dan keterbukaan di tingkat pemerintah desa.
Teknologi informasi memudahkan desa untuk mempromosikan unggulan lewat kanal internet.
Hanya saja, perlu peningkatan kemampuan bagi aparatur desa.
Untuk itu, sambung Apridar, perlu dipersiapkan konsep kemajuan desa. Dia khawatir, jika tak ada persiapan, maka desa akan tertinggal di era revolusi industri ini.
“Tugas pemerintah saat ini, membantu akses internet dan listrik yang bagus ke desa. Nanti kampus bantu edukasi, lembaga lain juga begitu. Perlu kerjasama untuk kemajuan desa, tak bisa dikerjakan satu kementerian saja,” pungkasnya.
• Mahasiswa Kupang Antusias Ikut Seminar Nasional HIMPRO ke-4 FKH Universitas Undana
• OMK Katedral Kristus Raja Kupang Rayakan Pesta Pelindung
• Diterjang Longsor, Dua Rumah Rusak Parah
Tipe Pemimpin Ideal Menurut Jokowi
Presiden Joko Widodo mengatakan, dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, Indonesia harus dipimpin figur dengan kriteria yang khusus agar tidak tertinggal dari negara-negara lain.
"Kita tahu semuanya, revolusi industri 4.0, digital economy sudah mulai masuk dan ini harus kita respons dengan cepat. Karena membawa disrupsi perubahan yang radikal, perubahan tidak terduga, memporak porandakan standard yang telah ada," ujar Jokowi dalam pidato di pertemuan tahunan Bank Indonesia di JCC Senayan, Selasa (27/11/2018).
"Lalu kita butuh pemimpin-pemimpin, orang-orang seperti apa? Agen-agen transformasi seperti apa? Baik itu di level desa, kabupaten/kota, provinsi, maupun di nasional? Di level manajerial di BUMN, di perusahaan swasta? Seperti apa yang kita butuhkan?" lanjut dia.
• Zodiak Aries di Bulan Desember 2018 - Bakal Alami Keberuntungan Namun Sepertinya ada Sesuatu
• Rumah Tangga Gisella Anastasia dan Gading Marten Bakal Bersatu. Benarkah?Yuk Simak!
• Kemensos Pastikan akan Luncurkan Kartu Penyandang Disabilitas
Pertama, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berpikiran terbuka. Sebab, dalam menghadapi sesuatu yang baru dan tidak pernah ada sebelumnya, dibutuhkan fleksibilitas agar seseorang dapat memahami hal tersebut dan meresponsnya dengan baik.
Lagipula, menurut Jokowi, saat ini adalah era keterbukaan.
Selanjutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang siap menghadapi produk revolusi industri 4.0.
"Yang kedua, kita butuh pemimpin-pemimpin yang siap menghadapi munculnya advanced robotic, virtual reality, bitcoin dan cryptocurrency. Kalau pemimpinnya terkaget-kaget, enggak cepat merespons, enggak cepat mempelajari perubahan-perubahan itu, ya kita ditinggal," ujar Jokowi.
Ketiga, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu bereaksi cepat dan berorientasi pada hasil. Bukan justru berorientasi pada prosedur.
Kita juga butuh pemimpin goal oriented, result oriented. Bukan prosedur oriented yang bertele-tele, berbelit-belit, yang bertahun-tahun, berminggu-minggu atau berbulan-bulan, mengurus izin. Sudah enggak musimnya lagi seperti itu," ujar Jokowi.
Terakhir, Indonesia harus mempunyai pemimpin yang mampu berkolaborasi dari seluruh elemen bangsa.
• NTA dan YPMPS Gelar Musyawarah Kelompok Binaan di Pulau Semau dan Kupang Barat
• 5 Orang Tewas di Perairan Selat Malaka, Polisi Masih Selidiki Penyebabnya
• Intip 5 Drama Korea yang Diperankan Idol Kpop Im Siwan, Nonton yuk!
Jokowi Tentang Cepatnya Revolusi Industri 4.0
Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa yang menggerakkan Indonesia di masa yang akan datang adalah kaum muda.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi dalam acara Idea Fest 2018 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (26/10/2018) pagi.
Pada awal pidato, Presiden mengungkapkan kekagumannya akan produk-produk anak muda Indonesia yang dipamerkan di acara itu.
"Senang sekali bisa hadir di sini. Tadi masuk, langsung lihat pameran. Saya harus ngomong apa adanya, saya terkaget-kaget, banyak lompatan-lompatan yang semuanya dikelola oleh anak-anak muda, kaum milenial," ujar Jokowi.
Presiden kemudian menegaskan, "Yang menggerakkan Indonesia ke depan adalah saudara-saudara semua. Ini saya ulang ya, yang menggerakkan Indonesia ke depan itu adalah saudara-saudara semuanya."
Para peserta acara sontak bertepuk tangan riuh.
Presiden Jokowi melanjutkan, perubahan dunia yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 saat ini sangat cepat.
Mengacu pada Mc Kinsey Global Institute, kecepatan revolusi industri 4.0 adalah 3.000 lebih cepat dibandingkan revolusi industri pertama.
Muncul teknologi-teknologi baru yang mengubah tatanan sosial, ekonomi dan politik yang sudah mapan di masyarakat.
• Mantan Atasan Baiq Nuril Diperiksa Delapan Jam, Dimintai Komentar Malah Begini Tanggapannya
• Tak Mau Jauh Dari Denada, Kisah Perjuangan Shakira Aurum untuk Sembuh dari Kanker
• Member (G) I-DLE Ternyata Hampir Debut Bareng BLACKPINK, Agensi Bongkar Fakta: Harusnya ada 9 Member
"Saya baru belajar internet of thing, keluar artificial intelligence.
Lalu keluar lagi virtual reality, keluar lagi cryptocurrency. Sangat cepat perubahan-perubahan itu.
Advance robotic, hyperloop, tesla, space x. Itu yang saya sering ingatkan ke menteri-menteri," ujar Jokowi.
Presiden pun berpesan agar kaum muda berhati-hati dan cermat mengambil peluang di tengah perubahan yang sangat cepat ini.
"Saya titip hati-hati, kita jangan ketinggalan, kita jangan ditinggal," lanjut dia.
(pos-kupang.com/kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Tak Siap-siap, Desa Dikhawatirkan Tertinggal di Era Industri 4.0", https://nasional.kompas.com/read/2018/12/01/20003241/jika-tak-siap-siap-desa-dikhawatirkan-tertinggal-di-era-industri-40.