Berita NTT Terkini
NTA dan YPMPS Gelar Musyawarah Kelompok Binaan di Pulau Semau dan Kupang Barat
YPMPS dan NTAI menggelar Musyawarah Evaluasi Dan Program Kelompok Binaan di Pulau Semau dan Kupang Barat.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Yayasan Pengembangan Masyarakat Pulau Semau (YPMPS) yang bermitra dengan Nusa Tenggara Assosiation Indonesia (NTAI) menggelar Musyawarah Evaluasi Dan Program Kelompok Binaan di Pulau Semau dan Kupang Barat di Hotel Cendana, Jalan El Tari, Kota Kupang, Sabtu (1/12/2018) siang.
Musyawarah tahunan ini bertujuan untuk mengevaluasi program selama setahun dan merancang program yang akan dikerjakan tahun depan.
Puluhan orang perwakilan dari kelompok binaan masyarakat dan sekolah yang ada di Pulau Semau, Kupang Barat dan juga Kupang Timur hadir pada kesempatan ini.
• Kemensos Pastikan akan Luncurkan Kartu Penyandang Disabilitas
Pendeta Mes D Beeh, Ketua YPMPS, mengatakan program yang dirancang tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Fokus utama yang sudah dikerjakan dari kelompok kelompok ini, lanjutnya, adalah perikanan, peternakan, perikanan dan kelautan.
"Semua ini harus ditunjang dengan air. Sumber air sedikit. Nah, caranya mereka buat bak penampung untuk tampung air hujan dan menyelamatkan air ke dalam tanah. Jadi selain bak penampung, ada juga bak peresapan," paparnya.
• Seorang Wanita di India Ditangkap karena Nikahi Remaja 17 Tahun
Yayasan ini sendiri sudah berdiri sejak tahun 1983 dan berkarya di Pulau Semau. Sedangkan, NTA sendiri sudah berkaya selama 30 tahun di Pulau Semau, Kupang Barat, Kupang Timur.
"Sekarang sudah ada di Kabupaten Sikka juga," imbuhnya.
Ia berharap kelompok-kelompok binaan ini mengevaluasi diri dan merancang program sendiri demi kesejahteraan mereka sendiri.
"Jadi kami ini hanya mendampingi. Aktivitas ada pada mereka. Kami memfasilitasi dengan apa yang mereka tidak punya," katanya.
Ia memaparkan selama berkarya ada banyak sekali perkembangan dan kemajuan yang telah dibuat. Misalnya, pada awal berkarya, pihaknya mulai mengedukasi masyarakat akan pentingnya memiliki toilet yang layak dan bersih.
"Kita masuk awal itu masyarakat belum kenal akan apa itu WC. Kita bersama mereka. Sepuluh tahun pertama kami menolong mereka dengan itu, sekarang mereka sudah sendiri mendirikan WC," katanya.
Perkembangan lainnya adalah penggunaan pupuk di lahan yang tidak berpindah-pindah.
"Mereka tidak harus berpindah-pindah lahan lagi karena sudah bisa memanfaatkan lahan yang sama dengan pupuk."
Hal lain, jelasnya, adalah masyarakat sudah bisa membedakan mana tanaman atau konsumtif dan mana tanaman yang bernilai ekonomis.
"Mereka menanam jagung untuk konsumsi tapi juga menanam kacang, bawang untuk dijual. Begitu juga dengan beternak," urainya.