Ngada Terkini

Di Bajawa, Seorang Guru Swasta Menangis ke Anita Gah, Minta Diakomodir dalam PPPK

Tangisan guru swasta pecah di hadapan Anita Gah, dia meminta diakomodir dalam penerimaan P3K dengan berbagai alasan

POS KUPANG/CHARLES ABAR
KAROLINA JINUNG - Karolina Mulyati Nijung, guru SDK Mataia, Golewa, Kabupaten Ngada, saat menyampaikan keluhan dalam perjumpaan dengan Anggota DPR RI Anita Jacoba Gah.                                                           

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Charles Abar

POS-KUPANG.COM, BAJAWA – Lawatan perdana Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, di Kabupaten Ngada, NTT, disambut dengan tangisan guru sawasta yang meminta diakomodir dalam penerimaanPegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pantauan Pos Kupang, sejak pagi di PKBM Bravostar Mataloko, Kecamatan Golewa, para guru honorer dan masyarakat setempat sudah menanti kedatangan Anita Gah. Momen itu menjadi kesempatan berharga bagi mereka untuk menyampaikan kegelisahan yang selama ini dirasakan.

Dalam kunjungan ke PKBM Bravostar Mataloko, Anita Gah disambut oleh Anggota DPRD Kabupaten Ngada Benediktus Lagho, sejumlah pengurus DPD Demokrat NTT, dan jajaran stafnya.

Dalam pertemuan tersebut, Karolina Mulyati Nijung, seorang guru Sekolah Dasar Katolik (SDK) Mataia di Golewa, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan keluhannya. Ia merasa tidak mendapat kesempatan yang adil untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) karena statusnya sebagai guru sekolah swasta.

Baca juga: LIPSUS: 85 Persen Pelajar Terpapar Seks Bebas, Kasus HIV AIDS Meningkat

“Kami sudah hampir tujuh tahun mengajar di sekolah swasta, Ibu. Tapi kenapa selama ini yang diizinkan ikut tes hanya guru sekolah negeri dan operator sekolah negeri? Bagaimana dengan nasib kami guru swasta?” ujar Karolina sambil menangis.

Karolina berharap pemerintah dapat mengubah regulasi agar guru swasta memiliki hak yang sama untuk mengikuti seleksi CPNS maupun PPPK.

“Kami berharap regulasi bisa berubah, agar kami bisa bersaing secara adil dengan guru di sekolah negeri,” tambahnya.

Karolina mengatakan, dia dan rekan guru swasta lainnya telah mengabdikan tenaga dan waktu sekian lama untuk tujuan mencerdaskan anak bangsa. Namun, hingga belum mendapat keadilan yang layak.

“Kami menaruh harapan besar kepada Ibu Anita, karena kami tahu beliau peduli dengan nasib guru melalui perjuangannya di DPR RI,” tutup Karolina.

Menanggapi keluhan tersebut, Anita menyatakan, persoalan seperti yang dialami Karolina tidak hanya terjadi di Ngada, tetapi juga dialami oleh banyak guru swasta di seluruh Indonesia.

Baca juga: LIPSUS: SPPG Diberi Waktu Satu Bulan Urus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi SLHS

“Apa yang disampaikan Ibu Karolina ini bukan yang pertama. Banyak guru swasta di daerah lain juga menghadapi hal yang sama. Saya akan menyuarakan aspirasi ini di DPR bersama mitra kerja Komisi X dari Kementerian Pendidikan,” tegas Anita.

Ia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan agar tidak ada diskriminasi dalam proses pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta. “Semua aspirasi ini akan saya bawa ke DPR untuk dibahas bersama kementerian terkait. Saya berkomitmen agar tidak ada perbedaan dalam kebijakan pendidikan antara sekolah negeri dan swasta,” ungkapnya. (cha)

Sosialisasikan Pemanfaatan AI 

DALAM kunjungannya ke Ngada, anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menggelar sosialisasi pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan. Sosisalisasi ini diberikan kepada para kepala sekolah, guru informatika, dan operator sekolah di Kabupaten Ngada, Sabtu (18/10), di Hotel Virgo Bajawa.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved