Keuskupan Ruteng Gandeng Pemkab Matim Gelar Festival Lembah Sanpio

Bepedoman pada program pastoral ini, Festival Lembah Sanpio mengangkat Tema: Ekaristi Transformatif : Sanpio Berkarakter, Bermutu dan Berjalan Bersama. 

Melalui festival ini umat Allah Keuskupan Ruteng ingin bergandeng tangan dengan semua anak bangsa untuk mewujudkan spirtualitas Ekaristi Transformatif lewat semangat berbagi dan berjalan bersama demi mewujudkan kehidupan bersama yang semakin berkarakter dan bermutu dalam semua aspek kehidupan. 

Karena itu perhelatan akbar religi yang diisi dengan pameran 100 UMKM dan pentas seni dari aneka komunitas etnik-kultural dari wilayah Manggarai Timur diresapi dan diwarnai oleh spirit Ekaristi Transformatif. Secara khusus dalam fokus Ekaristi Transformatif ini, panitia akan menyelenggarakan kegiatan pengobatan gratis di wilayah Paroki Mok dan karya sosial karitatif di Paroki Kisol. 

Satu kekhasan dari Festival Lembah Sanpio Maria Bunda Segala Bangsa adalah pada aspek pedagogisnya, yang berinspirasi pada Seminari Pius XII Kisol yang terkenal dengan kultur edukasinya yang telah menghasilkan banyak lulusan yang telah menjadi uskup, imam dan awam yang berkompeten dalam banyak bidang kehidupan. 

Baca juga: Bupati Manggarai Timur Rotasi Enam Pejabat Eselon II, Empat Orang Hanya Dikukuhkan

Dalam mengembangkan aspek pedagogis ini, Panitia Festival Lembah Sanpio telah melaksanakan aneka kegiatan, seperti pertandingan olahraga dan aneka lomba intem Seminari Kisol, lomba pidato bahasa Inggris, lomba debat bahasa Indonesia, lomba musikalisasi puisi, dan lomba membuat video matetmatika sederhana tingkat SMA, penguatan kompetensi guru melalui workshop pendidikan, seminari dan launching buku kenangan HUT Sanpio ke-70 tahun, pelatihan MC (Master of Ceremony) bagi siswa-siswi utusan beberapa SMA di Manggarai Timur. 

Romo Maksimus juga menerangkan, selama 5 hari berlangsung festival ini akan ada kegiatan pameran dan pentas seni.

Kemudian warna kultural-spiritual ditoreh dan dirayakan secara anggun meriah dalam karnaval budaya Maria Bunda Segala Bangsa pada tanggal 6 September 2025, pkl 15.00.

Dalam karnaval kultural ini akan disajikan pagelaran keunikan dan kekayaan budaya Manggarai Timur dari depan SMPK St. Yosef Kisol menuju Lapangan Bola Kaki Seminari Pius XII Kisol.

Karnaval budaya ini berpuncak pada tari kolosal Kultural Religi Maria Bunda Segala Bangsa yang melibatkan 750 penari dari SMP-SMA Seminari Pius XII Kisol, SMAN 6 Kota Komba, SMPN 12 Kota Komba dan SMPK St. Yosef Kisol.

Menurut Romo Maksimus, nuansa ekonomis-kultural-ekologis dan edukatif Festival Lembah Sanpio ini dibingkai oleh karakter spiritual.

Festival ini mengajak semua orang untuk mengendus jejak Allah dalam alam ciptaan yang molek, kemagisan musik, suara, dan tari, perjumpaan penuh sukacita insan manusia dari segala penjuru bumi yang berpuncak dalam perjumpaan dengan Allah sumber kekuatan dan tujuan seluruh ziarah kehidupan. 

Hal ini terungkap dalam dua kegiatan akbar yaitu Prosesi Maria Bunda Segala Bangsa pada tanggal 7 September 2025 dari Kapela Seminari Pius XII Kisol, menuju Gua Maria Neno Riwu Paroki St. Yosef Kisol dan Misa Agung Maria Bunda Segala Bangsa dan Ulang Tahun Seminari Pius XII Kisol ke-70 pada tanggal 8 September 2025 di Lapangan Bola Kaki Seminari Pius XII Kisol. 

"Dalam diri Maria Bunda Segala Bangsa, yang kelahirannya diperingati pada hari itu, Allah menganugerahkan kepenuhan kerinduan : manusia akan sukacita sejati dan melalui sang Bunda, Allah ingin merangkul semua anak  dari segala bangsa dalam pelukan kasih Ilahi," ungkapnya. (rob)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS