Politani

Tim Peneliti Politani Kupang Temukan Pupuk Rendah Dosis, Tingkatkan Hasil Jagung di Lahan Kering

Tim peneliti terdiri dari Melinda R.S. Moata, SP., MSc., PhD (ketua tim), Aydamel Takalapeta, STP., MSi, dan Welianto Boboy, SP., MSc.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Tim peneliti Politeknik Pertanian Negeri Kupang berhasil menemukan terobosan penting dalam pertanian jagung berkelanjutan di wilayah lahan kering. 

Ringkasan Berita:

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tim peneliti Politeknik Pertanian Negeri Kupang berhasil menemukan terobosan penting dalam pertanian jagung berkelanjutan di wilayah lahan kering.

Melalui skema Penelitian Dasar DRPM Batch 2 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, penelitian ini membuktikan kombinasi antara pupuk kimia dosis rendah dan sedikit penambahan biochar (arang) mampu menghasilkan produktivitas jagung yang setara dengan penggunaan pupuk dosis tertinggi.

Penelitian yang berlokasi di Desa Silu, Kabupaten Kupang, ini berjudul “Kombinasi Biochar, Pupuk NPK S Zinc, dan Pola Tanam untuk Hasil dan Kualitas Jagung (Zea Mays L) Secara Berkelanjutan di Lahan Kering.”

Tim peneliti terdiri dari Melinda R.S. Moata, SP., MSc., PhD (ketua tim), Aydamel Takalapeta, STP., MSi, dan Welianto Boboy, SP., MSc.

Ketua tim peneliti, Melinda R.S. Moata, menjelaskan, Desa Silu dipilih karena merupakan salah satu desa dengan tingkat stunting tertinggi kedua di Kabupaten Kupang.

Melalui penelitian ini, tim berkomitmen untuk membantu masyarakat meningkatkan kesuburan tanah, produktivitas jagung, sekaligus kualitas gizi hasil pertanian.

“Kami ingin menjawab permasalahan masyarakat. Mengapa di Desa Silu yang masyarakatnya bergantung pada jagung, angka stunting masih tinggi? Salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas hasil jagung,” jelas Melinda saat kegiatan panen bersama dan diskusi pengembangan di Desa Silu, Kamis (7/11/2025).

Penelitian ini menguji tiga perlakuan dosis pupuk NPK S Zinc — rendah (100 kg/ha), sedang (300 kg/ha), dan tinggi (500 kg/ha). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi pupuk dosis rendah dengan penambahan 10 ton biochar per hektar mampu menghasilkan pertumbuhan jagung setara dengan dosis pupuk tertinggi.

“Dengan sedikit tambahan biochar saja, hasilnya signifikan dan setara dengan dosis pupuk tertinggi. Ini menunjukkan efisiensi besar dalam penggunaan pupuk kimia,” tegas Melinda.

Temuan ini menjadi langkah maju dalam penerapan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, sekaligus mendukung efisiensi biaya produksi bagi petani.

Selain aspek produktivitas, penelitian ini juga menyoroti peningkatan nilai gizi pada bulir jagung, terutama kandungan asam amino yang berperan penting dalam pencegahan stunting.

Hasil panen hari ini akan dianalisis kandungan gizi pada bulir jagung dan nutrisi pada biomassa sisa tanaman dan kami harapkan hasilnya akan baik seperti pengamatan lapangan sekarang “ ungkap Melinda.

Kepala Desa Silu, Mikhael Takel, S.Pd.K, menyambut baik hasil penelitian tersebut. Ia menilai inovasi dari Politani Kupang sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan dan perubahan pola pertanian masyarakat dari tradisional menuju modern.

“Pendampingan dari Politani Kupang sangat membantu petani kami. Dengan pengembangan pertanian yang baik, bukan hanya hasil panen meningkat, tetapi juga dapat berpengaruh pada perbaikan gizi masyarakat,” ujar Mikhael.

Ketua Kelompok Wanita Tani Aim Tafena In Aina Desa Silu, Frederika Malafu, juga menyampaikan apresiasi dan harapan agar kegiatan penelitian ini dapat berlanjut di masa depan.

Baca juga: Mahasiswa Prodi MPLK Politani Kupang Analisis Vegetasi Gulma di Oesao Kabupaten Kupang

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved