NTT Terkini

Mahasiswa Prodi MPLK Politani Kupang Analisis Vegetasi Gulma di Oesao Kabupaten Kupang

Studi lapangan itu menekankan pada analisis vegetasi, sebuah metode dalam ekologi untuk mempelajari komposisi dan struktur komunitas tumbuhan

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.PRODI MPLK POLITANI 
ANALISIS - Mahasiswa Semester III Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering (MPLK) Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang melakukan analisis vegetasi gulma di kebun Politani, Oesao Kabupaten Kupang.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Mahasiswa Semester III Program Studi Manajemen Pertanian Lahan Kering (MPLK) Politeknik Pertanian Negeri Kupang melakukan analisis vegetasi gulma di kebun Politani, Oesao Kabupaten Kupang

Hal itu dilakukan untuk memitigasi salah satu tantangan terbesar pertanian lahan kering, yakni persaingan dengan gulma dengan tanaman budidaya. 

Kegiatan yang merupakan bagian dari mata kuliah Perlindungan Tanaman ini dirancang untuk melatih mahasiswa melakukan pendekatan ilmiah dalam mengelola gangguan gulma, berpindah dari sekadar "mencabut" menjadi "mengelola berdasarkan data".

Studi lapangan itu menekankan pada analisis vegetasi, sebuah metode dalam ekologi untuk mempelajari komposisi dan struktur komunitas tumbuhan. 

Alih-alih hanya membuat daftar jenis gulma, mahasiswa secara aktif mengumpulkan data kuantitatif menggunakan plot kuadrat yang diletakkan secara sistematis di beberapa titik.

Baca juga: Politani Kupang Dorong Inovasi Ketahanan Pangan Melalui Workshop Agritalk Series 2025

"Dalam mengelola gulma, langkah pertama yang paling krusial adalah identifikasi dan kuantifikasi. Kita perlu tahu tidak hanya 'siapa' gulmanya, tetapi juga 'seberapa kuat' pengaruhnya dalam ekosistem tersebut," jelas Jacqualine A. Bunga, selaku Dosen Pengampu, Sabtu (8/11/2025). 

Jacqueline Bunga berkata, lewat pola yang dilakukan, mahasiswa belajar menghitung tiga parameter utama. 

Pertama, kerapatan. Mahasiswa menghitung berapa banyak individu suatu spesies gulma dalam area tertentu.

Kedua, tentang frekuensi. Analisis untuk melihat seberapa sering suatu spesies ditemui dalam setiap plot sampel. 

Ketiga, menyangkut  dominansi untuk melihat seberapa luas area yang dikuasai oleh suatu spesies, yang berkaitan dengan kemampuannya menutupi sinar matahari.

Baca juga: Kelompok Tani Sulamanda Gelar Panen Raya Bersama Politani Kupang dan Sinode GMIT

Dari tiga parameter inilah, mahasiswa kemudian menghitung Indeks Nilai Penting (INP) yang merupakan sebuah nilai gabungan yang menunjukkan peranan ekologis suatu spesies gulma dalam komunitasnya. 

"Gulma dengan INP tinggi adalah target prioritas dalam strategi pengendalian," katanya. 

Agar data yang dikumpulkan valid dan akurat, kata Jacqueline Bunga, kegiatan ini didampingi langsung dua teknisi lapangan, yaitu Maria Natalia A. Lodang, dan Maria Magdalena B. Luron.

Peran pendamping cukup krusial dalam memastikan teknik pengambilan sampel, identifikasi spesies gulma hingga tingkat genus, dan pencatatan data dilakukan dengan prosedur yang benar.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved