Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 7 November 2025, "Jadilah Murid yang Bijaksana Bagi Yesus"

Surat hutang seratus tempayan minyak dikurangi menjadi lima puluh; seratus pikul gandum dikurangi menjadi delapan puluh pikul.

Editor: Eflin Rote
Dok. POS-KUPANG.COM
RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Jumat, 7 November 2025
Hari Biasa Pekan XXXI
Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8
Warna Liturgi Hijau

JADILAH MURID YANG BIJAKSANA BAGI YESUS

Hidup kita di tengah dunia ini, sungguh mengagumkan. Kita mengejar kesejahteraan jasmani sekaligus rohani. Mementingkan hidup duniawi sekaligus mengutamakan surgawi.

Di sini, kita membutuhkan seni menjalani hidup untuk menempatkan secara tepat tuntutan antara keduanya. Yesus memberikan perumpamaan yang indah pada hari ini yaitu bendahara yang tidak jujur. Tuannya mendapat tuduhan bahwa dia menghamburkan harta miliknya.

Dia dipecat. Bila itu terjadi, tentu dia akan kehilangan pekerjaan, mata pencaharian; itu akan mengancam
kelangsungan hidup. Mencangkul ia tidak dapat, mengemis dia malu.

Lalu apa yang dia buat? Dia memaksimalkan potensi sebagai bendahara. Dia membuat surat hutang dan mengurangi jumlah hutang orang-orang yang berhutang kepada tuannya.

Surat hutang seratus tempayan minyak dikurangi menjadi lima puluh; seratus pikul gandum dikurangi menjadi delapan puluh pikul. Ketika tuan tahu tentang tindakan bendahara yang tidak jujur, ia tidak marah. Ia justru memuji karena ia cerdik memikirkan kelangsungan hidup setelah dipecat nantinya.

Perumpamaan ini mewartakan kepada kita bahwa orang duniawi itu sungguh memikirkan hal-hal duniawi, sehingga mereka berusaha untuk memenuhi kepentingan dan kesejahteraan pribadi. Walaupun barangkali
caranya kurang baik secara moral, tetapi tindakannya mendapat pujian karena niat dan keteguhan memikirkan hidup.

Di sini, pesan utamanya ialah usaha kerja keras untuk mengutamakan kesejahteraan, bukan sekedar cara yang ditempuh. Dalam ajaran moral Gereja Katolik kita mengetahui dengan baik bahwa tujuan harus dicapai dengan cara-cara yang baik juga.

Nah, bila orang duniawi saja bertekun sungguh memikirkan keselamatan hidup di dunia ini, apalagi kita yang telah beriman kepada Yesus Kristus. Kita harus lebih bertekun dan bergiat lagi dalam memikirkan dan mengusahakan kesejahteraan hidup kekal, tapi tentunya bukan dengan cara-cara manipulatif.

Yesus memanggil kita untuk memaksimalkan semua kesempatan, harta milik dan potensi yang ada dalam diri untuk meningkatkan kualitas hidup beriman. Kita bersyukur bahwa dalam Gereja banyak orang yang mudah tergerak hati untuk berbuat baik bagi sesama.

Mereka mendonasikan dari harta bendanya, mendedikasikan waktu, pikiran dan tenaga buat melayani mereka yang menderita dan berkekurangan. Namun, pada saat yang sama kita juga menyadari dengan rendah hati betapa perlu melihat semua itu dalam terang iman akan Yesus Kristus.

Ada kecenderungan yang memprihatinkan dalam hidup beriman di zaman modern ini. Ada yang mengatakan bahwa yang penting itu kita melakukan perbuatan baik.

Perbuatan itu menyelamatkan. Itu baik tetapi tidak benar dalam terang iman Gereja katolik. Kita menerima anugerah iman dalam Gereja-Nya yang kudus, Apostolik, Satu dan Katolik. Segala sesuatu yang kita lakukan haruslah dalam dan bersama dengan Gereja.

Dengan kata lain, berbuat baik saja ternyata tidak cukup. Perbuatan belas kasih kita perlu dimaknai dan dihayati dalam hidup Gereja. Perbuatan-perbuatan belas kasihan hendaknya mengalir dari hubungan yang intens dengan Tuhan dalam doa.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved