Opini

Opini - Mendorong Anak Muda NTT Bekerja di Jepang

21 anak muda Flores sedang mengikuti magang/kerja di Jepang, dengan status sebagai mahasiswa ITB STIKOM Bali.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO-RAHMAN SABON NAMA
DI JEPANG - Christina Kewa Liku, mahasiswi ITB STIKOM Bali asal Flores Timur sedang kuliah sambil kerja di Grand Niigata Hotel, Jepang. 

Visa SSW ini berlaku selama 5 tahun. Kelebihan visa SSW ini adalah pekerja asing di Jepang bisa mendapatkan visa permanent resident jika sudah tinggal di Jepang selama 10 tahun tanpa melanggar aturan Imigrasi Jepang.  Dari sisi penghasilan, gaji visa SSW lebih besar, sekitar Rp 21,5 juta / bulan.  

Bagi sarjana pengangguran,  visa gijinkoku menjadi solusi kerja di Jepang, tentu dengan penghasilan yang lebih besar dibanding degan kedua jenis visa tadi. Sebab, jenis visa ini khusus untuk sarjana (minimal D3) bidang teknik, humaniora dan marketing internasional, yang berpengalaman minimal 2 tahun.

Durasi tinggal di Jepang ditentukan oleh calon PMI saat interview dengan user Jepang. Tidak ada kewajiban harus bahasa Jepang (kalau ada sertifikat JFT lebih bagus lagi), tetapi yang terpenting calon PMI fasih berbahasa Jepang.

Kelebihan lain visa gijinkoku adalah calon PM berangkat ke Jepang boleh membawa pasangannya (istri/suami) dan anak. Seorang PMI dengan visa gijinkoku mendapat penghasilan sekitar Rp 35 juta / bulan. Itulah maka diperbolehkan membawa keluarga.

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang memiliki izin dari Ditjen Binalavotas Kementerian Ketenagakerjaan, sebagai lembaga pengirim (Sending Organization/SO) peserta magang.

Tapi untuk visa kerja, ada 2 jalur yang memudahkan anda ke Jepang. Pertama, melalui Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), dan kedua bisa urus sendiri alias jalur mandiri 

Meski Jepang membuka kran masuknya tenaga kerja asing, namun membludaknya para pekerja itu justru menimbulkan persoalan baru, seperti dikeluhkan oleh Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi karena begitu banyak pelanggaran yang dilakukan tenaga kerja asing, termasuk PMI.

Mabuk-mabukan di jalan, ribut di apartemen, bahkan menjadi maling, sering mewarnai berita media mainstream di Jepang dan Indonesia. Karenanya, pola rekrutmen calon PMI oleh LPK SO harus lebih ketat, misalnya ada test psikologi guna mengetahui perilaku calon PMI.

DI JEPANG - Christina Kewa Liku, mahasiswi ITB STIKOM Bali asal Flores Timur sedang kuliah sambil kerja di Grand Niigata Hotel, Jepang.
DI JEPANG - Christina Kewa Liku, mahasiswi ITB STIKOM Bali asal Flores Timur sedang kuliah sambil kerja di Grand Niigata Hotel, Jepang. (POS-KUPANG.COM/HO-RAHMAN SABON NAMA)

Yang terjadi selama ini, setelah interview penempatan kerja (mensetsu) oleh perusahaan Jepang dan dinyatakan lulus, maka selanjutnya tugas LPK hanya membina mereka dalam masa karantina yang ketat hanya selama 3-4 bulan.

Itu juga hanya fokus pada peningkatan kemampuan berbahasa Jepang, keterampilan kerja, dan kesehatan fisik. Aspek budaya hidup dan aturan hukum Jepang memang ada tetapi porsinya sangat kecil. 

Bagaimana Pemerintah Daerah dan anak muda NTT membaca peluang kerja di Jepang ini? Kondisi ketenagakerjaan di NTT menurut BPS NTT Per 5 November 2025 menunjukkan situasi yang cukup memprihatinkan.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebanyak 3,31 %. Pekerja Penuh 52,60 %. Sedangkan Pekerja Tidak Penuh yang dibagi dalam 2 kategori, yakni Pekerja Paruh Waktu 35,96 ?n Setengah Pengangguran 11,44 %.  Apa artinya angka-angka itu?

Anda yang saat ini sebagai Pekerja Paruh Waktu atau Setengah Pengangguran, sebaiknya ikuti ajakan saya, “Ayo ke Jepang”. Anda hanya butuh waktu 6 bulan belajar bahasa Jepang, siapkan fisik dan mental untuk mengikuti interview dengan user Jepang, kalau nasib baik (lulus interview penempatan kerja), paling lama 4 bulan kemudian anda sudah terbang ke Jepang.

Lebih dari itu, para pemangku kepentingan (eksekutif dan legislatif) dari provinsi hingga kota/kabupaten wajib bersinergi satu sama lainnya, menyiapkan anggaran dan fasilitas pendukung untuk mendorong anak muda NTT kerja luar negeri, salah satunya ke Jepang.   

Ketika menyelesaikan artikel ini, iseng-iseng saya googling, mencari tahu berapa sih jumlah LPK SO dan P3MI di Kupang khusus pengiriman PMI ke Jepang? Tenyata belum ada (mudah-mudahan saya keliru). Pantes saja jumlah anak muda NTT yang menjadi PMI di Jepang sangat sedikit.

Dalam catatan saya, saat ini, sedikitnya ada 21 anak muda Flores sedang mengikuti magang/kerja di Jepang, dengan status sebagai mahasiswa ITB STIKOM Bali dan akan menyusul 53 orang lagi. Pasti ada yang lain, melalui LPK atau P3MI di Bali dan Jawa, tapi saya tak punya data untuk itu. (*/adv)  

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved