Opini
Opini: Heboh Influencer Lebih Baik daripada Dosen?
Dosen harus didorong untuk membuat konten edukatif berkualitas tinggi yang bersifat aplikatif dan engaging di platform digital.
Mahasiswa tidak lagi mengerjakan tugas, melainkan menyelesaikan masalah nyata dari mitra industri atau UMKM (proyek yang menghasilkan output komersial).
Di lain sisi, perlu adanya kebijakan kurikulum fleksibel (micro-credentialing).
Universitas harus menciptakan modul-modul micro-credentialing yang lebih fokus pada keterampilan spesifik yang dicari industri (misalnya, "sertifikasi google analytics lanjutan", "pengembangan strategi konten AI").
Modul ini dapat diajarkan dalam format workshop intensif dengan melibatkan praktisi dan dosen yang sudah terlatih, sehingga relevansinya terjamin dan hasilnya langsung dapat dijual di pasar kerja.
Melalui implementasi tiga solusi ini, dosen tidak hanya akan menyajikan teori yang kuat, tetapi juga membuktikan otoritas dan kredibilitas mereka melalui hasil nyata.
Dengan demikian, nilai dan relevansi dosen akan meningkat, dan isu perbedaan honorarium dengan influencer akan menjadi sekunder karena nilai yang ditawarkan dosen jauh melampaui sekadar biaya kehadiran. Semoga! (*)
Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Inosensius-Enryco-Mokos.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.