Opini

Opini: Cerita MBG dari Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Ada beberapa cerita menarik terkait pelaksanaan MBG di Atambua yang bisa dibagikan dalam tulisan singkat ini. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI ANDREW D. MUNTHE
Andrew Donda Munthe 

Tentu masih banyak ruang untuk pembenahan dan perbaikan program MBG. Dukungan pemerintah daerah melalui pembinaan serta pendampingan petani dan peternak lokal perlu segera dilakukan. 

Pemenuhan bahan baku SPPG dari komunitas setempat seperti komoditas sayur, buah dan daging, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan menggerakkan perekonomian daerah.

Sisi lain yang perlu diperhatikan adalah edukasi tentang gizi seimbang kepada semua penerima manfaat MBG (Ibu hamil dan menyusui, siswa/i di semua jenjang pendidikan). 

Edukasi ini menjadi krusial agar semua penerima manfaat program MBG dengan penuh kesadaran dapat menikmati dan menghabiskan menu yang disediakan.

Untuk masyarakat NTT di perbatasan yang berada pada wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), Program MBG ini memang memberikan dampak positif. 

Akan tetapi untuk menuju Generasi Emas Indonesia 2045, Program MBG masih perlu dibarengi dengan upaya pembangunan pendidikan yang menyeluruh. 

Perbaikan dan pembangunan gedung sekolah dan ruang kelas yang memadai. Fasilitas olahraga, perpusatakaan, ruang komputer maupun juga laboratorium untuk mengembangkan potensi siswa. 

Bahkan kompetensi dan apresiasi yang layak untuk para pendidik (guru) juga perlu menjadi prioritas agar dapat memberikan pengajaran dan pendidikan yang terbaik kepada semua siswa. 

Bukankah tanpa itu semua Generasi NTT menuju Indonesia Emas hanya  slogan belaka? (*)

Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved