Opini
Opini: Manusia, Makhluk yang Tak Pernah Selesai Berbahasa
Ketika berpikir, manusia sesungguhnya sedang berdialog dengan dirinya sendiri, menata moral, dan membangun makna hidup.
Emoji, meme, dan GIF menjadi bentuk baru ekspresi yang menggabungkan rasa dan humor dalam pesan singkat.
Kita hidup dalam era multimodal, di mana kata, gambar, dan suara saling bertaut membentuk narasi baru tentang kemanusiaan yang cepat, interaktif, namun sering kali dangkal.
Bahaya muncul ketika tampilan menggantikan makna. Ketika yang indah lebih penting daripada yang benar, dan yang viral lebih bernilai daripada yang bernas.
Karena itu, manusia modern harus belajar kembali untuk melihat dengan makna, bukan sekadar melihat dengan mata.
Bahasa visual, jika dibaca dengan kesadaran, bukan hanya hiasan, melainkan jendela menuju kedalaman makna yang tersembunyi.
Tak Pernah Selesai Didefinisikan
Manusia berbahasa karena ingin mengerti dan dimengerti. Namun, setiap kali kita mencoba mendefinisikan bahasa, maknanya selalu meluas dan berlapis.
Bahasa tak pernah selesai, seperti halnya manusia tak pernah tuntas memahami diri.
Bahasa tumbuh bersama kesadaran, dibentuk oleh pengalaman hidup yang terus berubah.
Bahasa adalah ruang bagi manusia untuk berpikir, merasakan, dan berbudaya. Ia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi esensi dari keberadaan manusia.
Melalui bahasa, manusia menamai dunia, menata realitas, dan memberi makna. Kita menjadi manusia karena mampu mengubah pengalaman menjadi kisah dan simbol.
Setiap kata membawa sejarah peradaban. Bahasa adalah menyimpan jejak perjalanan intelektual dan emosional manusia dari masa ke masa.
Namun di tengah derasnya teknologi, bahasa kerap kehilangan kedalaman reflektifnya.
Kita menulis dan berbicara cepat, tetapi memahami dengan lambat; bahasa menjadi bising dan dangkal.
Tantangan manusia modern adalah menjadikan bahasa ruang perjumpaan batin, bukan sekadar alat tukar pesan.
Sebab berbahasa sejatinya adalah upaya manusia mengenali dirinya sendiri. Dan manusia, sebagaimana bahasanya, adalah makhluk yang tak akan pernah selesai. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
| Opini: Catatan Filsafat Hukum atas Masalah Geotermal di Flores |
|
|---|
| Opini: Dari Sumpah Pemuda ke Sumpah Sehat |
|
|---|
| Opini: Penjarahan yang Dilegalkan dan Tantangan bagi Indonesia |
|
|---|
| Opini: Isu LGBT Prada Lucky, Senjata Tumpul di Hadapan Keadilan |
|
|---|
| Opini: Saatnya Generasi Muda Bangkit dengan Kecerdasan dan Integritas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.