Opini
Opini: Manusia, Makhluk yang Tak Pernah Selesai Berbahasa
Ketika berpikir, manusia sesungguhnya sedang berdialog dengan dirinya sendiri, menata moral, dan membangun makna hidup.
Bahasa isyarat menampilkan keindahan linguistik dalam diam melalui tata bahasa, morfologi, dan ekspresi gerak.
Kedua bentuk bahasa ini menunjukkan keluasan kapasitas manusia untuk menyalurkan makna melalui tubuh.
Namun, bahasa tubuh dan isyarat tidak bersifat universal. Setiap budaya memiliki sistem simbolnya sendiri, dan setiap komunitas memaknainya berbeda.
Bagi komunitas Tuli, bahasa isyarat bukan alat bantu, melainkan identitas dan kebudayaan yang mempertegas eksistensi.
Mengakui bahasa tubuh dan isyarat berarti menghargai keragaman cara manusia mengekspresikan pikiran dan perasaan.
Sayangnya, di era digital, tubuh perlahan kehilangan suaranya. Kita berbicara tanpa gestur, menatap tanpa mata, dan hadir tanpa kehadiran.
Padahal, bahasa tubuh dan bahasa isyarat mengingatkan bahwa komunikasi sejati tak hanya lahir dari bunyi, tetapi dari kepekaan dan empati.
Dalam keheningan gerak, manusia belajar mendengar dengan hati, bukan sekadar telinga.
Visual dan Digital
Kita hidup di era ketika gambar berbicara lebih cepat daripada paragraf.
Bahasa visual—foto, video, simbol, dan desain—menjadi medium utama komunikasi modern.
Dunia kini membaca dengan pandangan, bukan dengan kata. Visual memikat karena ia menyentuh emosi secara langsung; satu gambar mampu menggugah empati global lebih cepat daripada seribu kalimat.
Namun, di balik kekuatannya, visual juga menyimpan bahaya. Ia dapat dimanipulasi, dipoles, dan diarahkan untuk membangun citra semu.
Dalam dunia yang dibanjiri gambar, batas antara fakta dan fiksi menjadi kabur.
Di sinilah pentingnya literasi visual—kemampuan untuk menafsir, mengkritik, dan menilai makna di balik setiap citra—sebagai benteng terakhir rasionalitas manusia.
Bahasa visual kini berpadu dengan teks dan simbol dalam komunikasi digital.
| Opini: Catatan Filsafat Hukum atas Masalah Geotermal di Flores |
|
|---|
| Opini: Dari Sumpah Pemuda ke Sumpah Sehat |
|
|---|
| Opini: Penjarahan yang Dilegalkan dan Tantangan bagi Indonesia |
|
|---|
| Opini: Isu LGBT Prada Lucky, Senjata Tumpul di Hadapan Keadilan |
|
|---|
| Opini: Saatnya Generasi Muda Bangkit dengan Kecerdasan dan Integritas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.