Opini

Opini: 60 Tahun Nostra Aetate, Membangun Persaudaraan Lintas Batas

Tiga kata kunci dari dokumen ini adalah mengakui, memelihara, dan memajukan nilai-nilai kebaikan dalam agama-agama lain.

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI SUSTER HERLINA HADIA
Sr. Herlina Hadia,SSpS 

Tanggung jawab pertama adalah mengakui unsur-unsur positif ini agar dapat dihargai dan dipahami. 

Setelah diakui, tugas berikutnya adalah bekerja untuk memelihara nilai-nilai tersebut agar tetap terjaga dan tidak hilang seiring waktu. 

Dialog juga bertujuan untuk memajukan nilai-nilai itu, secara aktif mendorong pelestarian dan pemahamannya. 

Kehadiran di tengah agama-agama lain bukan untuk menghancurkan nilai-nilainya, melainkan untuk melindungi dan mengembangkan kebaikan yang terkandung di dalamnya.

NA memiliki pendekatan yang berbeda terhadap hal-hal baik yang ditemukan dalam agama-agama lain. 

Menurut dokumen ini, nilai-nilai tersebut perlu diakui, dipelihara, dan dikembangkan untuk kepentingan mereka sendiri, bukan untuk kepentingan Gereja sebagaimana dipahami dalam LG yang menganggapnya sebagai persiapan bagi Injil.

Dokumen ini secara berani menyatakan bahwa apapun yang benar dan suci dalam agama lain tidak untuk ditolak (NA1). 

Selanjutnya disebutkan bahwa “dengan sikap hormat yang tulus merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar Kebenaran, yang menerangi semua orang” (NA2). 

Dokumen ini memandang dialog sebagai sarana untuk bertindak, bukan sekadar untuk berbicara tentang agama-agama lain.

Makna bagi Dialog Antaragama di Indonesia

Dalam konteks Indonesia, semangat Nostra Aetate menemukan ruang hidupnya yang nyata. 

Gereja Katolik hadir dalam masyarakat yang plural—baik secara agama, budaya, maupun etnis—dan karena itu dipanggil untuk terus membangun jembatan perjumpaan. 

Dialog antaragama di Indonesia bukan semata persoalan teologis, melainkan kebutuhan pastoral dan sosial yang mendesak.

Komunitas beriman Indonesia telah lama berupaya menghidupi semangat Nostra Aetate melalui berbagai bentuk kerja sama lintas iman: forum dialog, kegiatan sosial bersama, solidaritas kemanusiaan, dan pendidikan multikultural. 

Di banyak tempat, begitu banyak pengikut dari agama yang berbeda belajar untuk beriman secara terbuka—yakni iman yang tidak tertutup pada diri sendiri, tetapi yang tumbuh justru dalam perjumpaan dengan yang berbeda.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved