Opini
Opini: Membangun Mesin Pertumbuhan Baru di Kabupaten Kupang
Kabupaten Kupang hanya akan tumbuh jika uang masyarakat berputar di dalam kabupaten, bukan keluar.
Pertanian tetap didominasi komoditas primer dengan ketergantungan yang cukup tinggi pada cuaca, sektor perikanan terbentur pada kurangnya industri pengolahan, dan perdagangan sangat tergantung pada barang dari luar sehingga nilai tambahnya hilang untuk daerah.
Keterlambatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kupang dibandingkan pertumbuhan nasional sebagian besar disebabkan oleh faktor struktural.
Pertama, kontribusi manufaktur terhadap PDRB hampir tidak signifikan. Indonesia sebagai negara tumbuh karena industrialisasi, sementara Kupang hanya menjadi konsumen.
Tanpa transformasi industri, pertumbuhan hanya mengandalkan konsumsi dan belanja pemerintah yang sifatnya jangka pendek.
Kedua, kapasitas fiskal daerah rendah, sehingga program pembangunan sangat bergantung pada transfer pusat.
Ketiga, keterbatasan infrastruktur logistik dan konektivitas antar wilayah menaikkan biaya distribusi, menekan daya saing, dan mempersulit ekspor regional.
Keempat, keterbatasan sumber daya manusia menyebabkan produktivitas stagnan. Secara keseluruhan, faktor-faktor ini membuat Kabupaten Kupang tumbuh di bawah rata-rata nasional.
Kabupaten Kupang juga bersifat net importer karena arsitektur ekonominya bergantung pada pasokan barang konsumsi pokok dan barang modal dari luar daerah.
Industri lokal belum mampu menyediakan bahan kebutuhan pembangunan pemerintah, sehingga proyek infrastruktur justru memperbesar impor antar wilayah.
Tidak adanya basis industri pengolahan membatasi ekspor komoditas primer.
Ketergantungan ini membuat ekonomi lokal “bocor” di mana uang daerah mengalir ke luar dan tidak berputar secara lokal.
Dalam konteks fiskal, ketergantungan pada proyek pemerintah pusat menciptakan pertumbuhan yang bersifat artifisial, saat proyek berhenti, pertumbuhan pun melambat.
Dengan kata lain, ekonomi daerah belum mampu berdiri sendiri tanpa “infus” dari APBN.
Untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, pemerintah daerah harus mengubah paradigma pembangunan dari belanja konsumtif menjadi penciptaan nilai tambah.
Strategi pertama adalah memperkuat industri pengolahan berbasis sumber daya lokal.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.