Sikka Terkini

Derita Warga Tilang Sikka Puluhan Tahun Krisis Air Bersih, Nekat Minum Air Kotor

Warga kemudian menggali pada tepian kali sedalam kurang lebih 40 cm di beberapa titik untuk mendapatkan air.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO
Warga Dusun Tilang, Desa Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT menggali lubang pada tepian kali sedalam kurang lebih 40 Cm di beberapa titik di tepian kali Tilang untuk mendapatkan air, Senin 28 Juli 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Krisis air bersih dirasakan puluhan kepala keluarga di Dusun Tilang, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk mendapatkan air minum bersih, puluhan kepala keluarga ini harus berjalan kaki kurang lebih 200 meter mencari sumber mata air yang terletak di sebelah kampung di Dusun Tilang

Setiap pagi dan sore hari, masyarakat terutama para ibu dan juga anak-anak, berjalan kaki ke Kali Tilang untuk mengambil air. Sesampainya di tepian kali, warga tidak langsung mengambil air di kali besar. Hal ini dikarenakan air di kali besar keruh dan kotor. 

Warga kemudian menggali pada tepian kali sedalam kurang lebih 40 cm di beberapa titik untuk mendapatkan air. Setelah kedalaman tercapai, barulah muncul belik atau sumber mata air kecil yang dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari. 

Air yang telah digali pun tidak langsung bisa diambil untuk dibawa ke rumah. Warga mesti menunggu satu sampai dua jam agar air yang keruh bisa kembali jernih. Biasanya warga mengantri untuk mendapatkan giliran mengambil air pada kubangan air yang telah jernih.

Usai mendapatkan air, warga harus menyaring air tersebut berulang kali kemudian dimasak hingga satu sampai dua jam dan kemudian disaring lagi agar bisa dikonsumsi. 

Theresia Tia, Warga RT 012/RW 004, Dusun Tilang, Desa Tilang, Kecamatan Nita menuturkan, sudah puluhan tahun warga di wilayah itu kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih. 

Saat musim kemarau, warga hanya mengandalkan air yang ditampung yang digali sebelumnya di tepian kali Tilang. Namun disaat musim hujan dan terjadi banjir di kali Tilang, maka warga hanya mengandalkan air hujan. 

Warga mengaku, kondisi kesulitan air ini membuat mereka terpaksa harus minum air kotor yang disaring dan dimasak berulang kali. 

Baca juga: Yayasan Sanpukat di Kabupaten Sikka Lantik Empat Kepala Sekolah

"Air susah, kotor ini, kalau musim hujan pas banjir itu kami susah sekali, kami cari, kami gali dulu sampai bersih baru kami gayung,kami tunggu sampai satu dua jam, untuk minum, makan, kalau kotor, kami saring dulu baru masak, " Kata Theresia, Senin 28 Juli 2025.

Kata dia, beberapa warga lainnya bahkan membersihkan lumpur di tepian kali Tilang agar bisa mendapatkan air untuk dikonsumsi. 

Krisis air bersih ini juga berdampak terhadap waktu sekolah Anak-anak, para siswa jarang terlambat ke sekolah karena harus mencari air setiap pagi sebelum ke sekolah. 

Sementara itu, untuk mandi dan mencuci, warga setempat menggunakan air dari kali besar itu, air dari kali besar itu, warga pun memberi minum pada ternak mereka. Meski demikian, warga mengalami gatal-gatal pada kulit usai mandi di kali tersebut. 

"Kami air disini stengah mati disini, setiap pagi, siang, sore cuci dan mandi di kali, kadang-kadang gatal-gatal, kalau musim hujan itu airnya kotor," kata Elisabeth Pawe warga Dusun Tilang
 
Warga hanya berharap kepada pemerintah agar bisa memperhatikan kondisi mereka yang sudah puluhan tahun sangat kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih. (awk)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved