Liputan Khusus

LIPSUS: Anak Pekerja Migran Jadi Korban Kekerasan, Dari Perpas XII Regio Gerejawi Nusra di Larantuka

Pertemuan Pastoral (Perpas) XII Regio Gerejawi Nusra di Larantuka, Flores Timur kali ini fokus membahas masalah pekerja migran.

|
POS-KUPANG.COM/HO
Delegasi keuskupan Atambua dan Keuskupan Weetebula berpose bersama saat tiba di bandara Gewayan Tanah, Larantuka, Flores Timur 

"Ada empat LTSA, di Kota Kupang, Kabupaten Kupang Sikka dan Sumba Barat Daya. Hanya satu yang aktif, di tempat lain belum berjalan dengan baik," ucapnya.

Ketua Pengarah Perpas XII, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, mengapresiasi Gubernur NTT dan menyambut baik sinergi antara program pastoral gereja dan rencana pembangunan pemerintah daerah.

Uskup Larantuka itu menegaskan, migrasi dan pastoral bagi para perantau bukanlah hal baru, melainkan kelanjutan dari diskursus panjang yang telah dibahas dalam Perpas sebelumnya.

Baca juga: Ribuan Umat Katolik di Ende Ikut Prosesi Ine Maria dari Istana Keuskupan Agung Ende

"Ini telah menjadi perhatian serius sejak Perpas Nusra X di Mataloko yang menyoroti keluarga para perantau, dilanjutkan dalam Perpas XI di Atambua yang kembali mengangkat persoalan migran," jelas Mgr Kopong Kung.

Namun, menurutnya, realisasi pastoral sempat terhambat pandemi Covid-19. Hal ini menjadi tantangan bagi gereja dalam menindaklanjuti amanat Perpas sebelumnya. Ia mengajak seluruh peserta mengevaluasi seluruh kondisi para migran pascapandemi.

Perpas XII kali ini harus menjadi ruang untuk menemukan solusi pastoral yang praktis dan implementatif. Isu migran akan terus diangkat untuk menandakan pentingnya keberlanjutan pelayanan terhadap komunitas.

Ia juga menekankan pentingnya saling berbagi pengalaman antar-keuskupan sebagai dasar pemetaan persoalan dan pencarian benang merah yang akan memperkaya pendekatan pastoral ke depan. Dari sinilah, para pengamat dan pengambil kebijakan di tubuh Gereja dapat menyusun langkah yang kontekstual dan menyentuh akar persoalan. (cbl)

Perkuat Sistem Migrasi Aman

GUBERNUR NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menaruh komitmen terhadap isu migran dan perantauan yang kerap menjadi korban eksploitasi bahkan kekerasan.

Saat Pertemuan Pastoral (Perpas) XII Regio Nusra yang dihadiri sembilan uskup, Emanuel Laka Lena menyampaikan komitmennya untuk memperkuat sistem migrasi aman.

"Pemerintah Provinsi (Pemprov NTT) terus berupaya memperkuat sistem migrasi aman," kata Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam sambutan di Aula Gedung OMK, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Emanuel Melkiades Laka Lena menuturkan, pemerintah tidak akan melarang siapa saja yang hendak merantau ke luar daerah atau negara. Akan tetapi, beragam persoalan kerap muncul seperti penipuan dan eksploitasi tenaga kerja.

"Merantau merupakan hak setiap warga untuk memperbaiki kehidupan, namun tak dipungkiri, berbagai persoalan kerap muncul, mulai dari penipuan hingga eksploitasi tenaga kerja," ucap Emanuel Melkiades Laka Lena.

Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan tentang pentingnya kehadiran bersama umat sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pembangunan gereja di wilayah Nusa Tenggara. 

Baca juga: Ribuan Umat Katolik di Ende Ikut Prosesi Ine Maria dari Istana Keuskupan Agung Ende

Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu dalam menjawab tantangan sosial yang dihadapi masyarakat NTT.

Emanuel Melkiades Laka Lena menyoroti pentingnya pembentukan gugus tugas yang melibatkan para tokoh adat, tokoh masyarakat,dan tokoh agama.

Gugus tugas ini diharapkan menjadi ujung tombak pengawasan dan pendampingan terhadap calon pekerja migran.

"Mari bersama membangun NTT dengan mengembangkan potensi daerah di berbagai sektor. Di titik ini, gereja dan pemerintah punya tanggung jawab yang sama besar dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi masa yang akan datang," tutur Emanuel Melkiades Laka Lena.

Perpas XII Regio Nusra berlangsung selama lima hari, 1-5 Juli 2025, melibatkan sembilan uskup yang di antaranya, Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus, Uskup Weetebula, Mgr. Edmundus Woga, Uskup Agung Kupang, Mgr Hironimus Pakaenoni, Uskup Denpasar, Mgr Silvester San.

Kemudian Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, dan Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku.

Dalam rangkaian kegiatan itu, para uskup dan peserta membahas isu migran dan perantauan. Flores Timur adalah salah satu daerah di NTT yang menyumbang migran terbesar dengan sederet persoalannya.

Pada realitas melihat masalah ini, para uskup juga memberikan tanggapan serta mendengar shareing dari tiga keuskupan di Malaysia sebagai wilayah tujuan migran, serta Keuskupan Pangkal Pinang sebagai wilayan transit buruh migran. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved