Opini

Opini: Urgensitas Digital Parenting Bagi Generasi Alfa

Misalnya seorang anak yang mengikuti cara berbicara di podcast tanpa ia memahami arti sebenarnya. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Gebrile Mikael Mareska Udu. 

Namun setelah menggunakan gawai, anak-anak cenderung menghabiskan waktunya untuk berselancar dalam media sosial.

Keempat tantangan di atas tidak menutup kemungkinan akan adanya tantangan lain yang dihadapi oleh generasi alfa ketika berelasi mesra dengan teknologi.  

Perlunya Digital parenting

Untuk mengatasi tantangan teknologi yang dihadapi oleh generasi alfa, dibutuhkan pola pengasuhan orang tua yang sesuai konteks kehidupan mereka.  

Pola pengasuhan anak yang mesti dihidupi oleh orang tua adalah pola asuh berbasis teknologi atau disebut digital parenting

Digital parenting merupakan pola pengasuhan anak oleh orang tua dengan mengandaikan adanya kecakapan (literasi) orang tua dalam menggunakan teknologi. 

Orang tua dapat meningkatkan kecakapan teknologi melalui kegiatan belajar dari sumber terpercaya, mengikuti kursus online, membaca buku atau artikel, dan mendengarkan podcast yang berkaitan dengan teknologi. 

Selain itu, orang tua bisa bergabung dalam komunitas yang membahas digital parenting

Dalam komunitas tersebut orang tua bisa saling sharing dengan orang tua lain yang menghadapi tantangan serupa.

Adapaun tiga langkah konkret digital parenting yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya setelah mereka mmpu menguasai teknologi. 

Pertama, menerapkan filter atau parental control di perangkat anak-anak. Kurang lebih ada tiga contoh aplikasi parental control yang bisa digunakan oleh orang tua yakni Google family Link, Kaspersky Safe Kids dan Norton Family. 

Ketiganya membantu orang tua untuk mengontrol sejauh mana penggunaan media digital oleh anak-anak untuk kebutuhan yang baik. (https://digitalcitizenship.id/pengetahuan-dasar/digital-parenting). 

Kedua, orang tua mengajarkan dan menerapkan etika digital kepada anak-anak. 

Etika digital yang dimaksud menyangkut cara anak-anak dalam berinteraksi dalam dunia maya, menghargai privasi orang lain, dan tidak menyebarkan berita bohong. 

Dewasa ini etika digital tidak dihidupi dengan baik oleh anak-anak. Dengan menggunakan media digital, mereka mudah saja mengunggah tayangan yang sifatnya kasar, tidak etis dan tidak benar sehingga diketahui olah orang lain dan menjadi viral. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved