Liputan Khusus

LIPSUS: Jai Massal Pecahkan Rekor MURI Unwira Kupang Raih Dua Rekor 

Unwira menyelenggarakan dua pertunjukan akbar yang berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

|
POS KUPANG/RAY REBON
JAI MASSAL - Para peserta Ja’I Massal sementara melakukan atraksinya dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Dies Natalis Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, serta peluncuran buku Tafsir Filsafat Pancasila, Sabtu (14/6). INZERT – Rektor Unwira Rektor Unwira Kupang, Pater Philipus Tule, SVD menerima Rekor MURI dari Yusuf Nabri, Direktur Operasional Rekor MURI. 

Kepada Pos Kupang, Petrus Riki Tukan yang merupakan pendiri program studi sendratasik Unwira atau yang dikenal kini dengan pendidikan musik menceritakan bagaimana perjalanan ia melakukan arassemen 15 varian dari lagu nasionalisme ini.

Dikatakan, lagu Tanah Tumpah Darahku karya Cornel Simanjuntak ini di arassemen di tahun 2015 terinspirasi dari karya-karya komposer terkenal Wolfgang Amadeus Mozart terutama dari karya twinkle twinkle little star dengan versi piano dalam 12 variasi. 

"Mozart buat 12 variasi untuk satu lagu. Saya pikir, kalau dia bisa buat dua belas variasi, mengapa saya tidak bisa lebih? Maka saya buat 15 variasi untuk lagu Tanah Tumpah Darahku. Di Indonesia punya banyak lagu-lagu yang bagus, kenapa kita membuat variasi seperti musikus pada zaman dahulu? Kita pun bisa dan saya mencoba untuk membuat untuk paduan suara dengan versi 15 variasi," ujar Petrus Riki Tukan.

Menurut Petrus Riki Tukan, tiga variasi awal lagu Tanah Tumpah Darahku dengan model homofon atau lagu yang dinyanyikan secara sederhana dan familiar. Varian empat hingga sebelas dengan model polifon yang berarti banyak suara dan warna suara satu dengan yang lain saling kejar-kejaran.

Sisanya, varian dua belas hingga lima belas dinamakan polifon plus yang menjadi puncak dari lagu tersebut, di mana ada melodi tambahan dari warna tenor.

JAI MASSAL 15
JAI MASSAL - Para peserta Ja’I Massal sementara melakukan atraksinya dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Dies Natalis Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, serta peluncuran buku Tafsir Filsafat Pancasila, Sabtu (14/6). INZERT – Rektor Unwira Rektor Unwira Kupang, Pater Philipus Tule, SVD menerima Rekor MURI dari Yusuf Nabri, Direktur Operasional Rekor MURI.

Pada pelaksanaanya pertunjukkan akbar tersebut, ketika menyanyikan lagu Tanah Tumpah Darahku, dibeberapa varian terutama varian empat hingga terakhir terdapat gerakan tambahan yang dibawakan anggota paduan suara dengan menggerakkan tangan yang memegang warna kertas putih maupun emas sambil diangkat ke atas atau diayunkan.

Ide dari pertunjukkan akbar menyanyikan 15 varian lagu Tanah Tumpah Darahku ini juga berawal dari ide dan keinginan Petrus Riki Tukan yang didukung alumni Unwira yang juga merupakan anak didiknya serta didukung pihak kampus Unwira terutama dari Rektor Unwira Pater Philipus Tulle.

Pertunjukan akbar dan pemecahan rekor Muri ini juga merupakan persembahan dari Petrus Riki Tukan kepada Universitas Katolik Widya Mandira yang sempat tertunda dalam waktu cukup lama karena keterbatasan waktu untuk melaksanakan pertunjukkan tersebut.

Petrus Riki Tukan menyampaikan kelegaan seusai penampilan lagu tersebut berhasil dan mendapatkan rekor MURI.

REKOR MURI - Rektor Unwira Kupang, Pater Dr Philipus Tule SVD dan maestro musik NTT Petrus Riki Tukan dalam moment penyerahan sertifikat Rekor MURI, Sabtu (14/6/2025).
REKOR MURI - Rektor Unwira Kupang, Pater Dr Philipus Tule SVD dan maestro musik NTT Petrus Riki Tukan dalam moment penyerahan sertifikat Rekor MURI, Sabtu (14/6/2025). (POS-KUPANG.COM/HO)

"Seperti saya katakan akan berhasil kan? Akhirnya berhasil. Saya senang sekali dan lega sekali, saya taruh nilai 70, 70 itu artinya sudah hebat," kata Petrus Riki Tukan sambil tertawa.

Petrus Riki Tukan berharap, hal  ini dapat memotivasi para dosen muda agar bisa melakukan sama seperti yang ia lakukan dengan melakukan arrasemen lagu bukan hanya satu varian.

"Semoga ini menjadi contoh untuk para dosen muda dan anak musik untuk ikut apa yang saya buat. Jangan hanya satu arassemen saja. Jangan hanya berhenti pada versi sederhana saja dan ditambah dengan modulasi," kata Petrus Riki Tukan.

Lebih lanjut, Petrus Riki Tukan menjelaskan pemilihan lagu "Tanah Tumpah Darahku" didasari oleh nilai-nilai luhur yang terkandung dalam lirik lagu tersebut.

"Lagu ini mengingatkan kita pada Ibu Pertiwi. Kepada Ibu Pertiwi, kita harus sanjung dan mengabdi. Karena dia telah mengandung dan membesarkan kita, maka kita harus setia padanya," ungkap Petrus Riki Tukan.

Karya monumental ini diapresiasi secara nasional melalui penghargaan piagam dari Direktur Operasional Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Petrus Riki Tukan pun tercatat sebagai komposer yang mengaransemen lagu nasional dengan jumlah variasi terbanyak dalam sejarah. (rey/ria)

Apresiasi Tarian Ja'i Massal 

Kapolresta Kupang Kota Kombes Pol. Aldinan R.J.H Manurung, S.H., S.I.K., M.Si, memberikan apresiasi pertunjukan akbar yang berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

"Ini hal yang baik. Kita dapat menunjukan kepada orang di luar NTT bahwa di NTT sendiri memiliki banyak budaya yang beragam," kata Aldinan, Sabtu (14/6) di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT. 
Menurut Aldinan, kegiatan tersebut sebagai wujud nyata menjaga tali silaturahmi dan rasa keakraban diantara berbagai elemen masyarakat di Kota Kupang.

“Melalui kegiatan ini, berbagai elemen masyarakat bisa saling bersilatuhami sehingga terciptanya rasa persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.

Dirinya berharap melalui kegiatan ini generasi muda dapat semakin mengenal seni dan budaya di Provinsi NTT, dan ikut dalam mempromosikannya.

“Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, bisa merawat seni dan budaya yang ada, hingga melestarikannya agar semakin dikenal luas,” pesan Adinan. 

JAI MASSAL - Para peserta Ja’I Massal sementara melakukan atraksinya dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Dies Natalis Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, serta peluncuran buku Tafsir Filsafat Pancasila, Sabtu (14/6). INZERT – Rektor Unwira Rektor Unwira Kupang, Pater Philipus Tule, SVD menerima Rekor MURI dari Yusuf Nabri, Direktur Operasional Rekor MURI.
JAI MASSAL - Para peserta Ja’I Massal sementara melakukan atraksinya dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Dies Natalis Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, serta peluncuran buku Tafsir Filsafat Pancasila, Sabtu (14/6). INZERT – Rektor Unwira Rektor Unwira Kupang, Pater Philipus Tule, SVD menerima Rekor MURI dari Yusuf Nabri, Direktur Operasional Rekor MURI. (POS KUPANG/RAY REBON)

Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, dan Dies Natalis Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang. Mengusung tema Unwira Merawat Nasionalisme Berasas Pancasila Melalui Nyanyi dan Tari. 

Kegiatan paduan suara diikuti 2.000 peserta dari kalangan pelajar SMA dan SMK, mahasiswa Unwira Kupang, Orang Muda Katolik (OMK), Organisasi THS/THM dan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI). 

Sedangkan kegiatan Tarian Ja'i Massal, melibatkan hingga 5.000 peserta dari berbagai elemen masyarakat, baik dari pihak Unwira, paguyuban masyarakat Ngada yang tergabung di dalam Ikatakan Keluarga Ngada (IKADA) di Kupang, paguyuban keluarga nagekeonyang tergabung dalam Ikatakan Keluarga Besar Nagekeo (IKEBANA) di Kupang, dan para tamu undangan lainnya.

Tampak hadir pula, yang mewakili Danlantamal VII Kupang dan Danlanud El Tari Kupang, Forkopimda tingkat Provinsi NTT, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama. 

Hadir pula Direktur Operasional Rekor MURI Yusuf Nabri, yang memberikan apresiasi langsung atas penyelenggaraan kegiatan monumental ini. (moa) 

 Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved