Cerpen

Cerpen: Luka yang Bersuara

"Luka itu tidak pernah benar-benar sembuh," tulis Ratih, "ia hanya berubah bentuk, menjadi kebijaksanaan yang pahit."

Editor: Dion DB Putra
FREEPIK
ILUSTRASI 

Ratih terdiam sejenak, menatap mata Arjuna yang tulus. "Jika memang serius, temui kedua orang tua dan kakak saya. Mereka perlu tahu siapa yang ingin berbagi hidup dengan saya."

Dua minggu kemudian, Arjuna datang ke rumah keluarga Ratih di Umbulharjo dengan membawa oleh-oleh gudeg. 

Pertemuan dengan ayah, ibu, dan kakak Ratih berlangsung hangat meski canggung di awal. 

Arjuna bercerita tentang pekerjaannya sebagai jurnalis, cita-citanya, dan dengan jujur menyampaikan niatnya untuk menikahi Ratih.

"Kami berdua pernah terluka," kata Arjuna kepada ayah Ratih, "tapi kami percaya bahwa Allah memberikan kesempatan kedua untuk belajar mencintai dengan cara yang lebih bijaksana."

Setelah berbincang panjang dan shalat Maghrib bersama, keluarga Ratih memberikan restu mereka.

Pernikahan mereka sederhana, dihadiri keluarga kecil dan beberapa sahabat di Masjid Gedhe Kauman. 

Tidak ada janji-janji muluk tentang kebahagiaan abadi. Yang ada adalah komitmen dua insan yang telah belajar bahwa cinta terdalam lahir dari pemahaman, bukan dari khayalan.

Kini, dua tahun setelah pernikahan, Ratih telah menerbitkan novel keduanya: "Luka yang Bersuara". 

Novel tentang dua orang yang menemukan cinta di tengah kerapuhan masing-
masing. 

Sementara Arjuna, masih setia menulis berita di kantornya, sering menulis feature tentang kisah-kisah inspiratif warga Yogya yang bangkit dari keterpurukan.

Di malam-malam hujan, mereka duduk berdampingan di teras rumah kecil mereka di Kotagede. 

Ratih menulis, Arjuna menyiapkan kopi. Tidak banyak kata yang diucapkan, tapi keheningan di antara mereka penuh dengan pemahaman.

"Apakah kamu bahagia?" tanya Arjuna suatu malam.

Ratih berhenti menulis, menatap suaminya. "Saya tidak tahu apa itu bahagia yang sempurna. Tapi saya tahu apa artinya damai. Dan kedamaian ini, kurasa, lebih berharga dari kebahagiaan yang rapuh."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved