Opini: Judi Online dan Antiqua et Nova

Dokumen ini, pada nomor 113 dan 114, adalah arahan yang istimewa yakni pentingnya kebijaksanaan menghadapi tantangan ini. 

Disampaikan bahwa pengetahuan dunia yang luas kini dapat diakses dengan cara-cara yang akan membuat generasi-generasi sebelumnya merasa kagum. 

Akan tetapi, untuk memastikan bahwa kemajuan dalam ilmu pengetahuan tidak menjadi tandus secara manusiawi maupun spiritual, seseorang harus melampaui sekadar akumulasi data dan berusaha untuk mencapai kebijaksanaan sejati. 

Kebijaksanaan ini adalah anugerah yang paling dibutuhkan manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendalam dan tantangan etika yang ditimbulkan oleh AI: 

“Hanya dengan mengadopsi cara pandang spiritual terhadap realitas, hanya dengan memulihkan kebijaksanaan hati, kita dapat menghadapi dan menafsirkan kebaruan zaman kita.” 

Harus ada kebijaksanaan hati yang memungkinkan kita untuk mengintegrasikan keseluruhan dan bagian-bagiannya, keputusan-keputusan kita dan konsekuensi-konsekuensinya. Kebijaksanaan tidak dapat dicari dari mesin.

Judi adalah cara kerja yang tidak terpuji, penuh manipulasi dan sudah ada korban. 

Perlu bijaksana untuk tidak mencari nafkah secara spontan, cepat tapi salah dan membahayakan keselamatan jiwa dan raga. 

Ada petunjuk mulia dokumen ini bahwa menafkahi dan menambah rejeki harus bijaksana dan bermartabat yakni bekerja yang ulet dan profesional yang melibatkan seluruh aspek kemanusiaan; fisik, emosional, kerohanian, intelektual, etika, sosial, budaya dan sebagainya. 

Manusia menggunakan AI dengan benar dan selalu menjunjung tinggi, menegakan eksistensinya yang berharga dan bermartabat dan tidak diperbudak, disesatkan, dijajah dan dipermainkan oleh AI sendiri. 

Atau tidak menyerahkan  tugas manusia dengan tidak bijaksana pada mesin kerja modern atau aplikasi sebagai buah artificial intelligence. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News