Opini
Opini: Paus Leo XIV, Harapan Persatuan dan Perdamaian
Konklaf hari kedua, Kamis 8 Mei 2025 membuka lembaran sejarah baru dalam perjalan Gereja Katolik.
Sorotan dunia tentang perdamaian masih tertuju ke Timur Tengah semoga denga terpilihnya Paus asal Amerika Serikat ini, bisnis persenjataan di Timur Tengah dihentikan dan kembali membagun perdamaian di Kawasan konflik.
Paus Leo XIV: Jembatan “Dunia Pertama dan Dunia Ketiga”
Selama periode perang dingin ‘Sekutu vs Komunisme’, dunia terbagi ke dalam tiga klasifikasi.
Pertama Amerika Serikat dan Eropa Barat masuk kategori Dunia Pertama di mana seluruh peradaban dan kemajuan di segala bidang menjadi tolak ukur kemajuan. Lalu dunia kedua yakni Eropa Timur dan Uni Soviet.
Dunia kedua dikuasai oleh komunisme sehingga selama perang dingin terjadi perebutan pengaruh dunia pertama dan dunia kedua.
Sedangkan Amerika Latin, Afrika dan Asia masuk dalam kategori dunia ketiga yang dalam segala hal masih tertinggal sehingga selama periode perang dingin, negara-negara di dunia ketiga memilih netral.
Di masa itu fokus utama dunia ketiga adalah perbaikan kesejahteraan dan keadilan sosial sehingga tampil banyak tokoh yang memihak kepada orang-orang miskin.
Sebagai Uskup di Amerika Latin, Paus Leo XIV memahami betul situasi ekonomi dan sosial masyarakat kecil. Sehingga ia menjadi jembatan untuk menghubungkan masyarakat miskin dengan Gereja universal.
Paus Leo XIV selama menjabat sebagai Uskup, rekan-rekan Uskup di Amerika Latin menjulukinya sebagai The Bridge Builder – sang pembangun jembatan.
Ia adalah penghubung antara tradisi dan perubahan, antara Gereja dan generasi muda yang makin kritis terhadap institusi.
Selain sebagai jembatan untuk menghubungkan Gereja dengan generasi muda, Paus Leo XIV juga dikenal dengan kedekatan dengan orang-orang sederhana di pedalaman Peru.
Ini menjadi satu semangat untuk terus melanjutkan misi bagi orang-orang di periferi kehidupan.
Salah satu ungkapan dalam misa pertamanya sebagai Paus, ia menyampaikan pesan penuh makna: “Iman bukanlah pelarian dari luka-luka dunia. Iman adalah keberanian untuk menyentuh luka itu.”
Luka di sini bisa dilihat dari kesenjangan hidup manusia dari dunia pertama dan dunia ketiga.
Paus Leo XIV telah berada di jantung Gereja dan akan menjembatani Dunia Pertama dan Dunia Ketiga sebagai satu kawanan dalam Gereja yang universal. “In Illo Uno Unum: Dalam Dia yang satu Kita Satu”.
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Leo XIV
Sri Paus
Sri Paus Leo XIV
Robert Francis Prevost
Jondry Siki
Opini Pos Kupang
Ordo Santo Agustinus
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.