Opini
Opini: Paus Leo XIV, Harapan Persatuan dan Perdamaian
Konklaf hari kedua, Kamis 8 Mei 2025 membuka lembaran sejarah baru dalam perjalan Gereja Katolik.
Motto episkopal Paus Leo XIV sangat sinkron dengan Bhineka Tunggal Ika di mana meskipun beragam tetap satu juga dan dalam konteks Gereja, meskipun Orang Kristiani banyak, namun tetap hanya satu Kristus yang menjadi pemimpin menuju keselamatan.
Sebagai seorang Agustinian, ia sangat mendalami spiritualitas ordo yang kemudian ia bagikan untuk Gereja lokal di Peru dan kini menjadi kekayaan dan milik Gereja universal.
Kesederhanaan dan ketenangan ada harapan adanya pembangunan jalan tol menuju persatuan bukan hanya dalam lintas Kristen tetapi juga lintas manusia.
Paus Leo XIV bukan sosok asing di lingkup Vatikan. Sebelum terpilih menjadi Sri Paus, ia menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.
Pengalamannya memimpin Ordo Augustinian selama 12 tahun (2001–2013) membentuk dirinya sebagai pemimpin yang mengutamakan kebijaksanaan komunitas dan pelayanan secara diam-diam namun berdampak besar.
Kehidupan komunitas merupakan suatu persekuatan dan akar perstuan sehingga menjadi sangat penting untuk kehidupan Gereja dalam mengarungi arus tantangan zaman.
Seruan Damai: Dari Timur Indonesia-Timur Tengah
Sesaat setelah tampil di balkon, dalam pidato perdananya, ada gaung perdamaian yang hendak digapainya. Bahwa perdamaian menjadi kunci agar dunia benar-benar bersatu agar memajukan peradaban tanpa kekerasan.
Nada seruan damai ini dilatarbelakangi oleh banyak hal terutama saat menjabat sebagai pemimpin tertinggi OSA seluruh dunia dan menyaksikan situasi politik di mana ordonya bermisi. Salah satu sorotannya adalah perdamaian di Papua.
Dalam beberapa kali kunjungannya di Papua, ia menyerukan agar perdamaian di Papua ditegakan sehingga tidak terjadi lagi konflik dan pertikaian antarsuku.
Papua merupakan salah satu tempat misi Ordo Santo Agustinus sehingga nama Papua juga terpatri di hati Paus Leo XIV dan menjadi perhatian khusus agar perdamaian benar-benar ditegakan di Bumi Cendrawasih.
Harapan dunia tentang perdamaian ada pada pundak Paus yang baru terpilih ini.
Selain pernah mengunjungi Papua, Paus Leo XIV juga pernah mengunjungi Ketapang Kalimantan Barat untuk berjumpa dengan para Suster OSA.
Kunjungan ini tidak sekadar ada ikatan rohani ordo tetapi juga tentang misi kemanusiaan di pedalaman Kalimantan yang khas dengan adat dan juga beragam agama khusunya sengan kaum Muslim.
Paus Leo XIV diyakini akan melanjutkan misi perdamaian yang telah dimulai Paus Fransiskus.
Leo XIV
Sri Paus
Sri Paus Leo XIV
Robert Francis Prevost
Jondry Siki
Opini Pos Kupang
Ordo Santo Agustinus
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.