Opini

Opini: NTT Provinsi Termiskin, Korupsi dan Kekristenan

Tentu kita bertanya mengapa NTT memiliki banyak rakyat yang miskin. Faktor Penyebab Kemiskinan ada banyak. 

Editor: Dion DB Putra
SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI 

Laporan Hasil Pemantauan Tren Korupsi Tahun 2023 mengungkap fakta bahwa sebanyak 791 kasus korupsi telah berhasil ditangani oleh aparat penegak hukum di Indonesia pada 2023 yang dilansir dari laman Instagram DataIndonesia.id. 

Provinsi NTT tak luput dari jeratan korupsi, masuk dalam daftar 5 besar provinsi dengan kasus korupsi terbanyak. 

Berdasarkan data ICW, NTT tercatat memiliki 37 jumlah kasus korupsi sepanjang tahun 2023. Angka ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, mengingat NTT juga termasuk daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi (https://www.rri.co.id/kupang). 

Tentu tindakan korupsi ini bisa menciptakan kemiskinan pada berbagai kategori; kemiskinan absolut, warga tidak cukup memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan, pendidikan dan tidak bekerja dengan layak. 

Kemiskinan relatif, karena kebijakan yang tidak tepat dalam masyarakat yang menyebabkan ketimpangan pendapatan. 

Kemiskinan kultural, karena faktor adat atau budaya yang membelenggu sehingga tetap berada dalam kondisi yang memperihatinkan.

Kemiskinan struktural, karena ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang tidak adil sehingga mereka tetap terjebak dalam kemelaratan.

Di sisi lain, sebagai provinsi dengan umat kristiani terbesar di Indonesia, situasi ini bisa menimbulkan pertanyaan refleksi; apakah pewartaan injil di NTT, sebagai sumber kekuatan mulia dan bermartabat dalam pelayanan manusia secara rohani dan jasmani, tidak benar dan tidak berhasil? 

Apakah praktik korupsi para pemimpin di NTT, hampir seluruhnya kristiani, sudah jadi kultur yang tidak bisa diubah lagi? 

Tentu kekristenan atau adanya pemimpin beragama kristiani di daerah, dengan persoalan masyarakat yang kompleks, tidak berarti itu mudah dan otomatis baik, daerah maju dan makmur. Tetapi mesti ada rasa malu. 

Pemimpin-pemimpin kristiani, yang nota benenya diajar dan dituntun dengan nilai-nilai injili, sejak nenek moyang, seperti tidak berbuah dan tidak bercahaya. 

Keutamaan-keutamaan dari spirit injil; cinta kasih, keadilan, perdamaian dan solidaritas menjadi mahal. 

Sebaliknya praktik korupsi, yang sungguh memiskinkan masyarakat, itu yang dipertontonkan bahkan dipelihara oleh sekelompok orang.

Tulisan kecil ini, sebagai masyarakat NTT, adalah kerinduan dan harapan agar ada upaya dan perjuangan yang tak kenal lelah menghapus kemiskinan di wilayah ini. 

Pemimpin-pemimpin adalah fondasi utama, baik dengan kebijakan-kebijakan maupun kerja sama dengan berbagai pihak, untuk memajukan dan mensejahterakan warga. 

Sebagai orang kristiani pantas mempertontonkan spirit pelayanan sesuai dengan nasehat-nasehat injil agar harapan-harapan indah, yang baik dan mulia untuk rakyat tercapai dan bersinar. Hentikan kebiasaan korupsi yang memiskinkan rakyat. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved