Breaking News

Opini

Opini: Paus Fransiskus dan Orang Muda Katolik, Iman Tak Lagi Diam Harapan Tak Lagi Gagap

Orang Muda Katolik bukan figuran dalam drama Gereja. Mereka adalah tokoh utama di babak baru sejarah iman.

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Frids Wawo Lado 

Oleh : Frids Wawo Lado 
Orang Muda Katolik, tinggal di Kupang

POS-KUPANG.COM - Dalam satu kunjungan pastoral ke Rio de Janeiro pada 2013, Paus Fransiskus berdiri di hadapan jutaan anak muda dalam World Youth Day dan berseru: “Hagan lío!” yang berarti “Bikin keributan!”

Akan tetapi keributan yang dimaksud bukan kerusuhan, melainkan keributan iman: iman yang berani bertanya, yang tidak diam ketika dunia buta arah, yang tidak gagap menyuarakan kasih dalam zaman yang semakin gaduh dan sarkastik.

Orang Muda Katolik bukan figuran dalam drama Gereja. Mereka adalah tokoh utama di babak baru sejarah iman.

Dari Takhta Menuju Trotoar

Paus Fransiskus bukan Paus biasa. Ia bukan tipe pemimpin yang menyukai kursi empuk atau tongkat gading. 

Sejak awal kepausannya pada 2013, ia menghindari kemewahan Vatikan dan memilih tinggal di Wisma Santa Marta.

DI JAKARTA - Salah satu kegiatan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024.
DI JAKARTA - Salah satu kegiatan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. (POS-KUPANG.COM/HO-SETPRES)

Ia lebih suka bicara tentang “Gereja yang berdebu karena keluar ke jalan” daripada “Gereja yang steril tapi mandul karena nyaman di balik tembok.”

Ia memeluk logika inkarnasi: Allah yang menjadi manusia, bukan untuk duduk di singgasana, tapi berjalan di debu jalanan. 

Maka, dalam diri Paus Fransiskus, banyak anak muda menemukan sosok gembala yang tidak menggurui, tapi berjalan bersama. 

Seperti Yesus yang berjalan dengan dua murid di Emaus, mendengarkan sebelum menjelaskan (Luk 24:13–35).

Iman yang Relevan atau Romantis Sesaat?

Bagi generasi yang dibesarkan dalam era digital, kesabaran bukanlah virtue utama. 

Mereka tumbuh dalam algoritma instan dan informasi yang membanjiri.
Gereja tak bisa lagi bicara dengan bahasa abad pertengahan dalam dunia yang sedang berdansa dengan kecerdasan buatan.

 Maka Paus Fransiskus, dalam Christus Vivit (2019), menulis: "Orang muda bukan hanya masa depan Gereja, mereka adalah masa kini Allah."

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved