Liputan Khusus

LIPSUS: Dokter Anastesi Mengaku Bingung Dikaitkkan dengan Kematian Ibu dan Anak di Sikka

Mantan dokter anestesi RSUD Tc. Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, Remidazon Rudolfus Riba bingung dikaitkan dengan kematian ibu dan anak

|
POS KUPANG/HO.HUMAS PEMKAB SIKKA
BUPATI SIKKA - Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago memimpin rapat bersama jajaran manajemen, para dokter, dan kepala ruangan di Ruang Rapat RSUD dr. TC Hillers Maumere, Senin (14/04/2025). 

Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT, Agus Nahak menyesalkan absennya dokter anestesi di RSUD TC. Hillers saat pasien dalam kondisi kritis membutuhkan penanganan.

"Apapun alasannya, meninggalkan tugas dalam situasi kritis adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Harus ada sanksi yang tegas dan setimpal agar ada efek jera. Ini penting, supaya tidak terulang kembali di masa depan," kata dia. 

Kejadian tragis ini menjadi momentum refleksi dan evaluasi bagi seluruh pemerintah daerah agar lebih serius dalam menjamin layanan kesehatan dasar yang layak bagi masyarakat.

Agus menilai, ketiadaan dokter spesialis seperti anestesi bukan hanya soal teknis, melainkan soal keberpihakan kepala daerah terhadap sektor kesehatan. "Kalau kepala daerah punya keberpihakan pada kesehatan, berapapun biayanya pasti akan dianggarkan. Tapi kalau tidak, akan sulit," kata dia. 

Salah satu solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di daerah adalah melalui program kerja sama dengan fakultas kedokteran. Program ini pernah diterapkan di beberapa kabupaten di NTT dan terbukti efektif dalam memenuhi kebutuhan dokter ahli di suatu wilayah. 

Politikus Golkar itu melanjutkan, kolaborasi antara kepala daerah dan dinas kesehatan dalam menyiapkan fasilitas pendukung seperti rumah dinas dan insentif yang memadai bagi tenaga medis.

"Yang penting itu disiapkan dulu fasilitasnya. Rumah dinas, insentif, dan lainnya. Kalau tidak ada rumah, lalu hanya diberi uang sekian puluh juta tanpa tempat tinggal, siapa yang mau datang," kata Agus. 

Secara khusus, Agus mencontohkan Kabupaten Malaka. Kabupaten itu dinilai efektif memperhatikan kesejahteraan dokter. Hasilnya, dokter-dokter merasa nyaman melakukan pelayanan di Malaka. 

"Banyak dokter bersedia menetap di Malaka karena fasilitas dan dukungan anggarannya jelas. Kalau insentif dan fasilitasnya sama, orang tentu lebih memilih daerah yang aksesnya lebih baik, seperti Bali," katanya. (fan) 

Dokter di RSUD Borong Gaji Tertinggi 

Rumah Sakit Umum Daerah Borong (RSUD Borong), milik Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur saat ini memiliki 12 dokter spesialis. Para dokter spesialis ini diberikan gaji tertinggi dari seluruh daerah di daratan Pulau Flores. 

Direktur RSUD Borong Dokter Kresensia Nensy didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur dokter Surip Tintin kepada Pos Kupang, Minggu (13/4) menerangkan, RSUD Borong saat ini mempunyai 12 dokter spesialis yaitu penyakit dalam, kandungan, anak, dan bedah dengan masing-masing 2 orang dokter spesialis. 

Selain itu ada dokter spesialis anestesi, dokter THT atau dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (otolaringologi), dokter saraf, dokter radiologi, dan dokter spesialis patologi klinik. 

Ditanya terkait kekurangan dokter diberbagai daerah, menurut dokter Kresensia, itu menjadi persoalan dalam perekrutan dokter-dokter spesialis terutama terkait tawaran insentif.

Meski demikian, kata dokter Kresensia, untuk dokter-dokter spesialis, Pemerintah Daerah Manggarai Timur memberikan insentif yang cukup besar di mana setiap dokter spesialis diberikan insentif sebesar Rp 40 juta/bulan. Khusus dokter spesialis anestesi diberikan insentif Rp 50 juta/bulan.

"Puji Tuhan di Manggarai Timur ini, Pemerintah Daerah cukup besar mengalokasikan anggaran untuk insentif daerah bagi dokter-dokter spesialis. Di mana pada tahun 2024 lalu insentif diberikan untuk masing-masing dokter spesialis dengan besaran Rp 32 juta hingga Rp 36 juta, tetapi di tahun anggaran 2025 ini, Pemerintah Daerah mengalokasikan anggaran untuk insentif itu sebesar Rp 40 juta/orang/bulan dan khusus untuk dokter anestesi Rp 50 juta/bulan/orang," terangnya.

Dokter Kresensia, juga mengaku, dengan diberikan tawaran gaji yang tinggi bagi dokter spesialis sehingga memudahkan pihaknya untuk merekrut dokter-dokter spesialis untuk mendukung SDM di RSUD Borong. Bahkan insentif dokter-dokter spesialis di RSUD Borong tertinggi di seluruh daerah di pulau Flores, Provinsi NTT. (rob) 

Data Jumlah Dokter Spesialis

1.Lengkap Tujuh Spesialis
RSUD S.K. Lerik (Kota Kupang)
RSUD Soe (TTS)
RSUD MGR Gabriel Manek (Belu) 
RSU Kefamenanu (TTU)
RS Penyangga Perbatasan Betun (Malaka)
RSUD Ba’a (Rote Ndao)
RSD Kalabahi (Alor)
RSU Dr TC Hillers Maumere (Sikka)
RSUD Ende (Ende)
RSD Aeramo (Nagekeo)
RSUD Borong (Manggarai Timur)
RSU Ruteng (Manggarai)
RSUD Komodo (Manggarai Barat)
RSUD Waingapu (Sumba Timur)
RSUD Waikabubak (Sumba Barat).

2.Kurang Dokter Spesialis
RSUD Sabu Raijua 
RSUD Waibakul (Sumba Tengah)
RSU Bajawa
RSU Naibonat (Kupang)
RSUD Lewoleba (Lembata)
RSUD Dr Hendrik Fernandez (Flores Timur) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved