Opini

Opini: Ketika Alam Berteriak dalam Diam

Saatnya kita mendengarkan dan bertindak, dengan menjaga bumi agar generasi mendatang bisa menikmati alam yang sama seperti yang kita nikmati sekarang.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-POLSEK FATULEU
ILUSTRASI BENCANA ALAM - Kondisi Jembatan Termanu di Kabupaten Kupang, NTT, yang ambruk diterjang banjir bandang, Sabtu (1/2/2025). 

Langkah segera untuk mengurangi emisi kendaraan, mempromosikan energi bersih, dan menjaga kualitas udara sangat penting untuk melindungi kesehatan kita dan masa depan yang lebih baik.

Sumber Kehidupan yang Semakin Menipis

Krisis air bersih semakin menjadi masalah besar di Indonesia, terutama di daerah terpencil yang kesulitan mengakses air layak. 

Meskipun Indonesia dikelilingi lautan, ketersediaan air bersih semakin terbatas, memengaruhi kehidupan jutaan orang yang bergantung padanya.

Perubahan iklim memperburuk situasi dengan musim kemarau yang panjang dan curah hujan yang tak menentu, mengurangi pasokan air. 

Sumber mata air yang dulu melimpah kini mengering, sementara permintaan air terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk.

Krisis air berdampak pada sektor pertanian, ketahanan pangan, serta kesehatan masyarakat, meningkatkan risiko penyakit akibat air kotor. 

Mengatasi krisis ini memerlukan tindakan segera, seperti pengelolaan air yang bijaksana, konservasi air dengan teknologi, dan kesadaran masyarakat untuk menghemat air demi masa depan yang lebih baik.

Bencana Tersembunyi di Lautan

Sampah plastik kini mencemari lautan kita. Setiap tahun, jutaan ton plastik dibuang ke laut, mencemari ekosistem laut yang kaya akan keanekaragaman hayati. 

Plastik yang terbuang mengambang di permukaan laut atau tenggelam di dasar, menambah beban besar bagi kehidupan laut.

Makhluk hidup di lautan menjadi korban utama. Burung, ikan, dan bahkan mamalia laut sering kali tertelan plastik, yang dapat menyebabkan kematian. 

Selain itu, plastik yang hancur menjadi mikroplastik meresap ke dalam tubuh makhluk laut, yang pada gilirannya masuk ke dalam rantai makanan manusia.

Masalah ini semakin parah karena kesadaran yang rendah di masyarakat. Banyak orang masih belum menyadari dampak buruk sampah plastik terhadap kehidupan laut dan Kesehatan manusia. 

Meskipun sudah ada upaya pengurangan plastik sekali pakai, perubahan besar masih diperlukan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved