Opini
Opini: Imajinasi Kecil untuk Gubernur NTT, 21 Bupati dan Wali kota Kupang
Mereka dilantik Presiden RI Prabowo Subianto bersama kepala daerah lainnya dari seluruh penjuru Indonesia.
Hewan-hewan itu adalah hewan adat. Dipotong saat pesta. Suara mereka beragam. Ada yang mengembik. Ayam berkokok. Anjing menggonggong.
Sapi dan kerbau mendengus. Sayang tubuh mereka rata-rata kurus. Sapi, tinggal kulit pembungkus tulang. Katanya, akibat rumputnya kurang.
Budaya paron dulu tren. Kini tinggal kenangan. Mungkin hanya beberapa keluarga masih menjalani.
Dulu rata-rata berat sapi paron antara 800 sampai 1000 kilogram. Bahkan dilombakan. Sedangkan yang diantarpulaukan ke Jawa atau Hongkong minimal beratnya 500 kg.
Tapi sekarang syukur-syukur bisa dapat seberat 300 kg. Seperti rusa dewasa. Kenapa? Entahlah!!! Yang pasti menjadi petani dan peternak bukan lagi pilihan anak-anak desa.
Mereka lebih senang merantau ke luar daerah. Keluarga negeri, bekerja di perkebunan kelapa sawit. Konon, pendapatannya bagus.
Di tengah Gubernur, 21 bupati dan Wali kota sedang memperhatikan hewan-hewan itu, dari kejauhan ribuan kuda sandelwood dan kerbau berlari kencang memasuki arena.
Kuda-kuda dan kerbau juga mengenakan tenun ikat Sumba yang mahal. Mereka hewan adat. Gong dan gendang bertalu-talu. Indah, menggetarkan.
Lepas dari atraksi di padang savana penggembalaan, kini tibalah ikan-ikan menunjukan diri kepada Gubernur NTT, 21 Bupati dan wali kota.
Atraksi pertama menyajikan ribuan ikan lumba-lumba berenang timbul tenggelam. Seolah memberi hormat kepada pemimpin baru Bumi Flobamora.
Yang tak mau ketinggalan jutaan ikan terbang berterbangan kesana kemari. Menyusul di belakangnya barisan ikan pari, tongkol, blang kuning, ikan kakap merah, kakap putih, gurita, belut, dll.
Barisan terakhir adalah ribuan ikan paus melakukan manuver hingga dekat bibir pantai.
Bahkan pimpinan paus memberi aba-aba untuk menyemprotkan air ke udara. Semprotan itu melambung tinggi ke udara.
Airnya bagai pancuran yang turun ke tepi pantai. Gubernur dan 21 Bupati dan Wali kota basah kuyub. Mereka semua tertawa berderai.
Tanpa sadar mereka baru saja dipermandikan alam raya untuk menjadi pemimpin yang melayani rakyat dan peduli pada keseimbangan ekologi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.