Opini
Opini: Bupati Sial, Antara Emas dan Bara Api
Tentu pengakuan jujur nan tulus dari Bupati Ande lahir dari kedalaman nubarinya. Sebab beliau tahu seperti apa beban yang sedang dipikulnya.
Butuh peran serta dan kolaborasi bersama semua elemen, baik jajaran OPD, masyarakat, dan elemen lain menjadi energi baru yang menyatukan. Dengan itu “perahu” Manggarai Timur bisa berlabuh di dermaga yang makmur.
Harapan serupa itu bukan basa-basi, melainkan moralitas kepemimpian Bupati Ande-Wakil Bupati Tarsi Sjukur. Mekas berdua berbakti untuk menghantar masyarakat Manggarai Timur ke gerbang sejahtera.
Karena disadari potensi daerah dan peluang mengoptimalkan potensi tersebut terbuka lebar. Tinggal berdayakan dengan memaksimalkan potensi, peran, dan distribusi peran dalam perjuangan menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
Karena itu, ucapan bupati sial, sebagaimana saya kisahkan pada tulisan ini dapat saya plesetkan secara positif.
Plesetan positif ini bukan untuk puja-puji. Atau berlatar asa mendamba “balas jasa” karena turut mengantar keduanya menuju tangga juara.
Bukan pula lenguhan ngorok di siang bolong. Apa yang saya tafsir ini semata-mata menangkap isi di balik frasa sial itu.
Sial karena dua mekas ini baru disatukan di fase ujung kepemimpinan Mekas Ande. Sial karena dua kali Mekas Tarsi nekat menantang Mekas Ande.
Andaikan sedari awal keduanya bersatu, saya kira beda kisahnya. Lebih afdol dan menggelegar.
Meski belum teruji dan terbuka, tidak berlebihan jika saya nyatakan keduanya sangat mampu, berkomitmen, dan tulus urus rakyat. Saya yakin itu.
Sebab keduanya, ibarat emas yang sudah teruji dalam bara api. Sudah terbukti pada halaman-halaman pelayanan dan lembera-lembar jejaknya.
Semoga ke depannya Mama Seber selalu bikin kejutan-kejutan yang menyejukkan. “Labor Omnia Vincit”. Sukses selalu mekas berdua. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.