Opini

Opini: Strategi Transformasi NTT Menuju Masa Depan Mandiri

Strategi pembangunan NTT harus berfokus pada sektor-sektor unggulan yang memiliki potensi memberikan dampak positif jangka panjang dan berkelanjutan.

|
Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI
Melsiani R F Saduk,Ph.D 

Tantangan dan Potensi Sektor Ekonomi NTT

Kondisi ekonomi NTT didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang memberikan kontribusi sebesar 28,76% terhadap PDRB pada Triwulan III 2024.

Meskipun sektor ini penting, pertumbuhannya hanya mencapai 1,9% per tahun. Sebaliknya, sektor pariwisata, yang menyumbang 5,4% terhadap PDRB pada periode yang sama, menunjukkan potensi pertumbuhan yang jauh lebih cepat dengan angka pertumbuhan 7,8% per tahun.

Ketimpangan pertumbuhan antara sektor-sektor ini menunjukkan perlunya pendekatan strategis yang menghubungkan keduanya.

Sektor pertanian yang memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi NTT perlu ditingkatkan produktivitasnya, sementara sektor pariwisata yang berkembang pesat juga harus didorong dengan pengelolaan yang lebih baik dan melibatkan masyarakat lokal secara aktif.

Dalam konteks ini, pendidikan vokasi dapat memainkan peran kunci sebagai jembatan antara kedua sektor tersebut, dengan menyiapkan tenaga kerja yang terampil dalam mengelola agrowisata, pengelolaan perikanan, serta pengelolaan destinasi wisata berbasis komunitas.

Sinergi Antara Sektor Pertanian dan Pariwisata

Salah satu contoh nyata dari potensi sinergi antara sektor pertanian dan pariwisata dapat ditemukan dalam pengembangan agrowisata berbasis komoditas unggulan, seperti kopi Bajawa.

Kopi Bajawa memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik wisata, yang dapat menghubungkan sektor pertanian dan pariwisata secara langsung.

Melalui pendidikan vokasi, tenaga kerja lokal dapat dilatih untuk mengelola kebun kopi, mempelajari proses produksi, serta memanfaatkan potensi wisata yang ada di sekitar daerah penghasil kopi tersebut.

Sebagai contoh, Desa Wisata Colol di Manggarai Timur telah berhasil mengembangkan budidaya dan wisata kopi arabika organik.

Wisatawan yang berkunjung tidak hanya menikmati kopi khas daerah, tetapi juga dapat belajar tentang proses produksi mulai dari budidaya hingga pengolahan kopi.

Model seperti ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkenalkan potensi wisata lokal yang belum banyak diketahui.

Pendidikan vokasi yang mengintegrasikan keterampilan di bidang pertanian dan pariwisata akan memperkuat kapasitas masyarakat lokal dalam mengelola kedua sektor tersebut.

Dengan kurikulum yang terarah dan praktis, pendidikan vokasi dapat menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved