Opini

Opini: Kemiskinan Ekstrem di NTT dalam Realitas Sosial

Garis kemiskinan ini mencerminkan jumlah minimum yang dibutuhkan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, termasuk makanan

|
Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/HO
ILUSTRASI - Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Namun, implementasi teknologi ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, biaya yang tinggi, dan kurangnya pengetahuan serta pelatihan mengenai teknologi pertanian modern juga menjadi hambatan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Di sisi lain, bencana alam seperti kekeringan berkepanjangan semakin memperburuk kondisi kehidupan masyarakat miskin di NTT, yang sangat bergantung pada sektor pertanian dan peternakan.

Pemerintah pusat dan daerah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan untuk menekan angka kemiskinan di NTT. Salah satu langkah strategis adalah implementasi Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) terus diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Selain itu, pemerintah juga meluncurkan Dashboard Padu Padan Data Kemiskinan Ekstrem NTT yang bertujuan untuk memastikan data yang lebih  akurat dan intervensi yang lebih tepat sasaran.

Dari perspektif sosiologis, pendekatan bantuan sosial yang hanya bersifat jangka pendek tidak cukup efektif jika tidak diiringi dengan pemberdayaan ekonomi dan penguatan modal sosial masyarakat. 

Program-program yang bersifat top-down sering kali kurang memahami kebutuhan spesifik masyarakat lokal, sehingga efektivitasnya menjadi terbatas.

Mengatasi kemiskinan ekstrem di NTT membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan. Selain bantuan sosial, diperlukan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal. 

Sektor pariwisata, misalnya, dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat setempat. Program pendidikan dan pelatihan keterampilan juga harus diperkuat agar masyarakat memiliki daya saing yang lebih baik di pasar kerja.

Selain itu, sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting dalam memastikan keberlanjutan program pengentasan kemiskinan. 

Pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan program dapat meningkatkan efektivitas kebijakan yang diterapkan.

Pada akhirnya, meskipun tantangan masih besar, dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, kemiskinan ekstrem di NTT dapat ditekan secara signifikan.  

Harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi masyarakat NTT tetap terbuka lebar, asalkan upaya pengentasan kemiskinan dilakukan secara sistematis, berbasis data, dan berorientasi pada pemberdayaan social ekonomi masyarakat. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved