Opini
Opini: Deep Learning, Tren Pendidikan yang Menghidupkan Esensi Kurikulum Merdeka
Dalam konteks ini, John Dewey, seorang filsuf pendidikan progresif, menekankan pentingnya pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).
Oleh: Yulius Maran
POS-KUPANG.COM - Sejak Prof. Abdul Mu’ti menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, istilah deep learning kembali menjadi sorotan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Namun, istilah ini sempat disalahartikan sebagai ancaman bagi Kurikulum Merdeka, bahkan muncul anggapan bahwa deep learning akan menggantikannya.
Faktanya, deep learning bukanlah pesaing, melainkan pendekatan pembelajaran yang justru sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran bermakna dan berpusat pada murid.
Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa memahami secara mendalam, mengajukan pertanyaan kritis, dan membangun koneksi antara pengetahuan yang mereka pelajari dengan kehidupan sehari-hari.
Fokusnya tidak hanya pada apa yang dipelajari, tetapi juga pada mengapa dan bagaimana.
Dalam konteks ini, John Dewey, seorang filsuf pendidikan progresif, menekankan pentingnya pembelajaran berbasis pengalaman ( experiential learning).
Menurutnya, pendidikan sejati terjadi ketika siswa terlibat aktif dalam proses belajar dan mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan masalah nyata di dunia sekitar mereka.
Hal ini sangat relevan dengan deep learning, yang berupaya membangun pemahaman bermakna melalui keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Sebaliknya, surface learning atau pembelajaran permukaan lebih menekankan pada hafalan dan reproduksi informasi tanpa menggali pemahaman mendalam.
Paulo Freire, melalui bukunya Pedagogy of the Oppressed, mengkritik pendekatan pendidikan yang ia sebut sebagai banking model, di mana siswa hanya dianggap sebagai “penampung informasi” tanpa kesempatan untuk berpikir kritis.
Pendekatan ini membuat siswa sulit memahami relevansi pengetahuan dengan kehidupan nyata mereka, sehingga pembelajaran menjadi dangkal dan tidak berdampak jangka panjang.
Kurikulum Merdeka dan Ruang untuk Deep Learning
Penerapan deep learning sangat sejalan dengan berbagai fitur dalam Kurikulum Merdeka. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah salah satu contoh nyata yang mengintegrasikan pendekatan ini.
Dalam P5, siswa diajak mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata, sekaligus memupuk kreativitas, kolaborasi, dan empati.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.