Rote Ndao Terkini
Sidang Perkara PHPU Bupati dan Wabup Rote di MK, Kuasa Hukum Pemohon ke Hakim: Siap Salah Yang Mulia
diduga menggunakan ijazah palsu untuk pendaftaran, maka kuasa hukum pemohon memohon kepada Mahkamah
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Rosalina Woso
Jawab Birri Effendi, baru sampai Yang Mulia, baru sampai kantor.
Leger Apremoi Dudelusy Dethan Tersimpan Rapih di SMAN 1 Pantai Baru
Salah satu pokok permohonan Kuasa Hukum Pemohon Lontar Malole dikatakan bahwa Apremoi Dudelusy Dethan merupakan seorang siswi kelas tiga yang putus sekolah dari SMA Negeri 1 Pantai Baru sehingga penempatan Apremos Dudelusy Dethan langsung pada Paket C kelas 3 pada Pusat Kegiatan Belajar Mengajar Masyarakat (PKBM) Oenggae dan tidak dapat dibuktikan dengan adanya rapor pendidikan dari SMA Negeri 1 Pantai Baru sebagai dasar penempatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, Program Paket C dengan mempertimbangkan hasil pendidikan terakhir yang telah dicapai dibuktikan dengan dokumen resmi seperti rapor dan atau ijazah.
Diberitakan sebelumnya, Mantan Wakil Kelas Apremoi Dudelusy Dethan, Elisabeth S. Efon, kala itu mendapat tugas menjadi Wali Kelas 2A SMAN 1 Pantai Baru.
"Satu tahun saya membimbing dia (Apremoi Dudelusy Dethan) sebagai wali kelas, anaknya luar biasa, ada peringkatnya juga. Tidak salah dia peringkat empat. Anaknya penurut, sopan, kalau mau dibilang orangnya humble (rendah hati) dan sederhana," ucap Elisabeth kepada POS-KUPANG.COM, Minggu, 8 Desember 2024 lalu.
Seraya dia pun turut berbangga mendapat kesempatan menjadi wali kelas dari Wakil Bupati Rote Ndao terpilih.
"Waktu diumumkan sebagai calon wakil bupati, saya orang pertama yang dia wa (WhatsApp). Dia minta terima kasih dan dukungan doa, semua pesan wa saya masih simpan. Saya baca wa itu, saya berlinang air mata. Dia orang hebat yang masih ingat mama walinya," ungkap Elisabeth dengan bangga.
Diterangkan Elisabeth, pembuktian nilai-nilai bahwa Apremoi Dudelusy Dethan menjadi anak pintar di eranya masih tersimpan dengan rapi di SMA Negeri 1 Pantai Baru.
"Saat itu saya dengan Wakasek Kurikulum, teman guru dan bapak Gustaf (ayah Apremoi Dudelusy Dethan), pagi sekali bapak Gustaf sudah ada di sekolah," cerita Elisabeth.
"Bapak Gustaf datang ke sekolah bilang ini anak (Apremoi Dudelusy Dethan) butuh dia punya rapor, sedangkan di Oeledoh (rumah ayahnya) sudah tidak ada lagi. Jadi saya dan teman guru coba cari di ruangan kurikulum yang lama," lanjutnya.
Sementara mencari arsipan nilai rapor yang ada di sekolah, dikatakan Elisabeth, ada seorang kawan guru yang datang menyampaikan kepadanya untuk coba mencari di gudang sekolah yang lama.
"Setelah kami cari tidak ketemu. Tapi memang jalan Tuhan, seperti ada bisikan bilang ibu pergi ke ibu punya tempat lama sah, di situ pasti ada," kisah Elisabeth.
"Saya lihat ada map kuning pas di depan mata saya. Saya buka map itu ternyata ada daftar leger. Di situ ada nilai siswa dari tahun 2005 sampai 2014. Saya buka halaman paling belakang, aduh ketemu langsung nama Apremoi Dudelusy Dethan," sambungnya.
Elisabeth menerangkan, leger merupakan buku yang berisi kumpulan nilai-nilai siswa dari seluruh bidang studi, yang digunakan oleh guru kelas untuk menyalin atau memindahkan nilai-nilai siswa ke dalam rapor.
"Itu semua ada guru bidang studi punya nilai yang kita masukan ke dalam leger, kemudian baru diinput ke rapor dari semua siswa angkatan itu. Saya foto semua, ini bukti kuat dan bukan tipu-tipu," tegas Elisabeth.
Dan di dalam leger itu, diungkapkannya, Apremoi Dudelusy Dethan mendapat nilai baik ataupun tinggi dari setiap mata pelajaran.
"Di sekolah kami sering panggil kakak Lusy. Dia orang yang suka menyanyi. Kaka Lusy pernah mewakili SMAN Pantai Baru untuk ikut lomba vokal grup di Ba'a. Itu yang saya ingat dan tidak pernah lupakan dari kakak Lusy. Dia orangnya sangat aktif di sekolah," kata Elisabeth.
Elisabeth mengaku, menjadi siswi kelas 2A, Apremoi Dudelusy Dethan merupakan satu dari sekian orang terpilih karena punya kecakapan intelektual.
"Dia orang yang pintar dalam menghitung. Sampai sekarang, ketemu di mana saja, pasti kakak Lusy selalu tegur, ibu, ibu dan ibu," tutur Elisabeth. (rio)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.