Opini
Opini: Bahagia Tahun Baru Berkelanjutan
Melalui konsep ini, seseorang diajak untuk menjaga keseimbangan antara diri sendiri, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan di sekitar mereka.
Oleh: Dr. Darmin Mbula, OFM
Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik
POS-KUPANG.COM - Salam Damai Natal dan Bahagia Tahun Baru berkelanjutan mengajak kita untuk memulai tahun 2025 dengan penuh harapan, berfokus pada kebahagiaan berkelanjutan yang dapat dipertahankan melalui kebiasaan hidup sehat, seimbang, dan bermakna.
Ini adalah seruan untuk menjaga kesejahteraan fisik, kesehatan mental, emosional dan sosial yang berkelanjutan, serta menciptakan kehidupan penuh damai yang lebih harmonis dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai saudara sebangsa setanah air ciptaan Tuhan.
Paus Fransiskus, dalam banyak ajaran dan homilinya, menghubungkan konsep waktu dengan cinta kasih ilahi, mengajak seluruh umat manusia untuk melihat waktu sebagai karunia yang diberikan Tuhan untuk menjalani kehidupan yang penuh makna.
Dalam Amoris Laetitia (2016), Paus Fransiskus menekankan bahwa waktu adalah peluang untuk membangun hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan, sesama dan alam.
Ia mengajak umat manusia untuk tidak membiarkan waktu berlalu sia-sia, melainkan memanfaatkannya untuk memberi diri dalam pelayanan, berbelas kasih, dan menciptakan ikatan persaudaraan yang penuh cinta kasih.
Bagi Paus Fransiskus, waktu bukan hanya sesuatu yang terbatas dan linier, tetapi kesempatan yang penuh dengan cinta kasih ilahi yang mengundang semua orang di planet bumi ini untuk hidup lebih humanis ekologis dan dekat dengan Tuhan, menghidupi perintah kasih dalam setiap tindakan dan keputusan hidup demi kebaikan besama.
Hidup Satu Sehat (One Health)
Dalam konteks ini, Tahun Baru bisa menjadi waktu cinta kasih untuk mengadopsi prinsip One Health dan Sustainable Happiness sebagai bagian dari resolusi hidup.
One Health adalah pendekatan yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam satu ekosistem yang saling bergantung.
Melalui konsep ini, seseorang diajak untuk menjaga keseimbangan antara diri sendiri, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan di sekitar mereka.
Resolusi untuk hidup lebih sehat tidak hanya berfokus pada kesehatan pribadi, tetapi juga pada keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan.
Tahun Baru memberi kesempatan untuk mengintegrasikan perubahan positif dalam gaya hidup yang mencakup pemeliharaan Kesehatan diri dengan cara yang tidak merusak alam dan melibatkan kesejahteraan hewan.
Di sisi lain, konsep Sustainable Happiness atau kebahagiaan berkelanjutan mengarah pada pencapaian kebahagiaan yang tidak hanya bersifat sementara atau material, tetapi yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Para pakar seperti Sonja Lyubomirsky, dalam bukunya The How of Happiness (2007), mengemukakan bahwa kebahagiaan berkelanjutan dapat dicapai melalui kebiasaan positif yang berfokus pada hubungan sosial yang sehat, rasa syukur, serta pencapaian tujuan yang bermakna.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.