Opini
Opini: Bahagia Tahun Baru Berkelanjutan
Melalui konsep ini, seseorang diajak untuk menjaga keseimbangan antara diri sendiri, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan di sekitar mereka.
Ketika Tahun Baru datang, banyak orang membuat resolusi untuk mencari kebahagiaan, namun Sustainable Happiness menekankan bahwa kebahagiaan sejati datang dari keseimbangan internal dan kesejahteraan jangka panjang, bukan pencapaian kebahagiaan yang instan atau berbasis konsumsi.
Dengan mengintegrasikan pendekatan ini dalam resolusi Tahun Baru, kita dapat berupaya untuk menjalani hidup yang lebih bahagia, lebih puas, dan lebih bermakna, dengan fokus pada kualitas hubungan, pengelolaan emosi, dan kontribusi positif kepada komunitas.
Menggabungkan konsep One Health dan Sustainable Happiness, dalam resolusi Tahun Baru berarti berkomitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih berkelanjutan.
One Health mengajarkan bahwa kesehatan kita terhubung erat dengan lingkungan dan makhluk hidup lainnya, sementara Sustainable Happiness menekankan bahwa kebahagiaan yang tahan lama tidak hanya bergantung pada pencapaian pribadi, tetapi juga pada perasaan terhubung dengan dunia di sekitar kita.
Menurut Michael Pollan, dalam bukunya The Omnivore & Dilemma (2006), pilihan makanan yang kita konsumsi, misalnya, memiliki dampak besar terhadap kesehatan pribadi dan planet.
Oleh karena itu, resolusi Tahun Baru sebagai waktu cinta kasih yang mengadopsi kedua prinsip ini bisa melibatkan pilihan gaya hidup yang mendukung kesejahteraan tubuh, keberlanjutan alam, serta kebahagiaan yang langgeng melalui pola hidup yang seimbang, kesadaran huamanis- ekologis, dan hubungan yang lebih baik dengan sesame dan alam.
Delapan Kebiasan Kualitas Hidup
Menjaga keseimbangan hidup sehat dan bahagia berkelanjutan di Tahun Baru memerlukan komitmen dan langkah-langkah praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai delapan kebiasaan kualitas hidup sehat dan bahagai berkelanjutan.
Langkah pertama adalah menerapkan pola makan yang seimbang dengan memperbanyak konsumsi makanan alami, seperti buah, sayur, biji-bijian, dan protein sehat.
Mengurangi konsumsi makanan olahan dan gula serta gorengan berlebihan dapat membantu meningkatkan energi dan menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Dr. Mark Hyman, seorang dokter fungsional, dalam bukunya Food: What the Heck Should I Eat? (2018) membahas bagaimana pola makan yang sehat berkontribusi pada kesehatan tubuh dan pikiran yang optimal.
Ia mengupas cara memilih makanan yang mendukung kesehatan secara holistik dan memberikan panduan untuk mengelola pola makan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah kedua adalah berolahraga secara teratur, minimal 30 menit setiap hari, baik itu berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau latihan kekuatan.
Olahraga tidak hanya bermanfaat untuk tubuh, tetapi juga untuk kesehatan mental, karena dapat melepaskan hormon endorfin yang meningkatkan mood dan mengurangi stres.
Dr. Kelly McGonigal adalah seorang psikolog yang memfokuskan risetnya pada cara tubuh dan pikiran saling mempengaruhi.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.