UMKM NTT

Kisah Ina Rihi dari Sabu Raijua, Mengolah Tuak jadi Gula Lempeng dan Gula Sabu 

Proses memasak tuak, nira pohon lontar, untuk menjadi gula lempeng dan gula Sabu oleh warga Kabupaten Sabu Raijua.

|
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/ASTI DHEMA
Henderina alias Ina Rihi dan anaknya Tobias Kadja (28) menuangkan Gula Sabu yang dimasak dari tuak, nira pohon lontar, di Kabupaten Sabu Raijua. 

Tobi juga pada Maret 2024 mendapatkan bantuan berupa alat penunjang produksi dari Dinas Perdagangan Kabupaten Sabu Raijua berupa dua buah drum, saringan dan juga peralatan masak.

Memasak Gula Lempeng dan Gula Sabu
Proses memasak gula lempeng dan gula Sabu.

Namun untuk tempat penampung nira saat sadap dia masih manfaatkan jerigen bekas minyak goreng karena lebih mudah dibandingkan harus menggunakan haik (wadah dari anyaman daun lontar).

"Apa yang dikasih pemerintah, saya terima saja," ujarnya.

Bupati Sabu Raijua melalui Asisten I Sekda, Titus Bernadus Duri mengatakan, saat ini semakin sedikit pria di pulau Sabu yang mengiris atau menyadap nira (tuak) dari pohon lontar.

Harus ada satu daya tarik agak generasi muda bisa menjadi pengiris tuak.

Mengiris tuak sangat berisiko, tentu diharapkan pengiris benar-benar mendapatkan perlindungan untuk keselamatan mereka saat menyadap tuak.

"Jadi mereka diasuransikan kemudian peralatan sadap, kegiatan penyadpapan harus benar-benar safety artinya keamanan diri paling utama. Bagaimana mereka panjat itu, mereka tidak jatuh," ungkap Titus.

Sementara selama ini dalam aktivitasnya para pengiris lontar hanya menggunakan batu pada kaki atau tongkat untuk menggapai batang lontar.

Setidaknya, menurut Titus ada sepatu yang bisa membantu dan memudahkan penyadap untuk panjat dan turun. 

Kemudian teknik penyadapannya pun lebih modern sehingga hasilnya lebih meningkat.

Untuk pengolahannya bisa lebih bervariasi, tidak hanya diolah menjadi gula Sabu (gula air) tetapi juga gula lempeng, dan gula semut, kecap, atau bahan-bahan makanan yang berbahan dasar gula Sabu. 

Untuk meningkatkan kualitas gula sabu ini selain diolah bervariasi juga dibutuhkan pengepakan atau pengemasan yang menarik. Sehingga mudah dipacking dan dijadikan ole-ole khas Sabu.

Selama ini pengemasan gula sabu yang dilakukan oleh para petani hanya disimpan dalam jerigen untuk gula Sabu, sementara untuk gula lempeng dan gula semut hanya dikemas dalam kantong plastik bening.

Pada masa Bupati sebelumnya, Marthen Dira Tome, sempat mencanangkan program jangka panjang dan budidaya lontar hibrida tetapi secara teknik pembudidayaanya belum diketahuinya pasti.

Program ini merupakan kolaborasi Pemkab Sabu Raijua dengan UGM dengan maksud tidak hanya laki-laki yang bekerja mengiris tuak tetapi juga perempuan.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved