UMKM NTT

UMKM NTT Kelompok Tenun Ikat Gading Taruna Bello Terima Pesanan Kain Sesuai Permintaan Konsumen

Siapa bilang Pekerjaan menenun identik dengan kaum perempuan. Terbukti di RT 007/RW003 Kelurahan Bello Kecamatan Maulafa Kota Kupang NTT ini

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Yeni Rahmawati
DOC GORIS TAKENE
Tenun - Seorang pemuda tengah menenun di UMKM NTT Kelompok Tenun Ikat Gading Taruna Bello 

POS-KUPANG.COM - Tribunners ada yang unik dari Kelurahan Bello Kecamatan Maulafa Kota Kupang Provinsi NTT ini, ada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dikelola oleh enam orang laki-laki.

UMKM NTT ini dinamakan Kelompok Tenun Ikat Gadung Taruna Bello.

Setiap hari enam orang lelaki ini duduk menenun selendang dan kain sesuai dengan permintaan pembeli.

Meskipun tidak ada permintaan, mereka terus saja memproduksi selendang dan kain tenun ikat.

Kelompok Tenun Ikat ini berlokasi  di RT 007/RW 003 Kelurahan Bello.

Setiap bulan UMKM NTT ini bisa menghasilkan 4 hingga 8 lembar selendang mulai dari proses gulung benang, ikat, pencelupan (pemberian warna) hingga proses menenun.

Seperti Kelompok Tenun ikat Gading Taruna Bello yang mana anggotanya terdiri dari enam orang laki-laki dewasa, saban hari menghabiskan waktu dengan menenun. 

Baca juga: UMKM NTT Dapoer Beta, Ciptakan Sensasi Makan Rujak Ulek yang Berbeda Sambil Dengarkan Musik

Selebihnya waktu tersisa digunakan untuk menjual sayur.

Salah satu anggota Kelompok, Natanael Djami (40), kepada POS-KUPANG.COM, Senin (14/10) mengaku menekuni pekerjaan ini sejak usia muda belajar dari orang tua.  

Namun saat menetap di Kelurahan Bello Kota Kupang enam tahun silam, dirinya dan teman-teman lainnya menjadikan pekerjaan ini sebagai bagian dari mata pencaharian untuk menopang kehidupan sehari-hari.

"Kami semua sebenarnya sudah kenal dan tau memgerjakan pekerjaa. Ini sejak usia muda karena orangtua kami dulu di Sabu juga menekuni pekerjaan ini, namun baru di Kupang kami menekuni sebagai sumber penghasilan," ujar Henrianus Riwu yang dibenarkan Natanael dan Mitrawangsa.

Baca juga: UMKM NTT, Kebab Turki dan Hamburger Dapur Mama Ken Selalu Fresh Setiap Hari Hanya Rp 15.000 Saja

Ketika ditanya soal kendala dan dukungan dari pihak lain, baik Natanael, maupun Mitrawangsa dan Hendrianus mengaku kendala utama adalah ketersediaan modal dalam upaya pengembangan diri yang lebih.

Sebab menurut Mitrawangsa sejauh ini modal yang digunakan dari hasil penjualan yang diputar.

Dimana, sedikit keuntungan hasil penjualan untuk keperluan rumah tangga sedangkan sisahnya untuk modal belanja benang.

Itupun terkadang diakuinya, modal yang diperoleh habis digunakan untuk membeli kebutuhan sehati-hari di dalan rumah.

Tenun Ikat - UMKM NTT Kelompok Tenun Ikat Gading Taruna Kelurahan Bello, Kecamatan Maulafa Provinsi NTT.
Tenun Ikat - UMKM NTT Kelompok Tenun Ikat Gading Taruna Kelurahan Bello, Kecamatan Maulafa Provinsi NTT. (DOC GORIS TAKENE)
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved