Uskup Labuan Bajo Terpilih

Ribuan Umat Menghadiri Tahbisan Uskup Mgr. Maksimus Regus di Labuan Bajo Manggarai Barat

menguduskan diri sama seperti Tuhan Yesus adalah Kudus. Oleh karena itu, kita semua memiliki kewajiban untuk memilih menjadi bagian -bagian gereja

|
Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Mgr. Maksimus Regus ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Labuan Bajo di Gereja Katolik St Petrus Sernaru, Jumat 1 November 2024. 

POS-KUPANG.COM - Ribuan umat menghadiri tahbisan Uskup baru Mgr. Maksimus Regus Jumat, 01 November 2024 di Gereja Santu Petrus Labuan Bajo. Kardinal Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo memimpin upacara tahbisan ini. Selain ribuan umat ada ratusan pastor dan 43 uskup seluruh Indonesia menghadiri perayaan tahbisan yang agung ini.

Dalam Kotbahnya Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC Uskup Bandung sekaligus menjabat sebagai Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia menyampaikan bahwa pada perayaan tahbisan Uskp Mgr Maksimus Regus hari ini kita merayakan hari raya semua orang kudus.

Menurut Mgr. Antoius bahwa menguduskan diri sama seperti Tuhan Yesus adalah Kudus. Oleh karena itu, kita semua memiliki kewajiban untuk memilih menjadi bagian -bagian gereja secara khusus. 

Hari ini adalah hari raya semua orang kudus. Kita bersyukur atas peristiwa iman hari ini. Ada dua peristiwa besar  dan Bapa suci paus Fransiskus Menganugerahkan kepada Gereja keuskupan Indonesia keuskupan yang ke 38 dan  kedua pada hari ini juga uskup pertama Mgr Maksimus Regus, akan ditahbiskan dan mendapatkan pencurahan Roh Kudus. Yang rangkainnya mulai sejak kemarin dengan Vesper Agung di Gereja Katedral Roh Kudus Labuan Bajo.

Baca juga: Begini Tarif Baru Mancing di Taman Nasional Komodo Manggarai Barat

Bapa paus Fransiskus yang menerbitkan dokumen tanggal 19 Maret 2019 tentang Gaudete ex exsultate tang artinya beruskaciatalah dan bergembiaralah yang diambil dari Injil Matius yakni  bersukacitalah dan bergembiralah karena upahmu besar disurga. Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah. Baspa suci memperjelas maksud anjuran tersebut dengan sub judul panggilan zaman sekarang.

Yang dikaitkan dengan kehendak Allah yang menciptakan manusia menurut citranya yang kudus. Hendaklah kamu kudus sebab aku adalah kudus. Ketika dibaptis kita sudah  m,enjadi kudus. Sungguh kita menjadi kudus bahkan dianugerahi meterai sebagai anak Allah tetapi tidak semua orang di baptis dapat mempertahankan kekudusannya sebgai anak Allah. Identitas kudus harus dipertahankan dan diwujudkan dalam aktifitas kekudusan. Kudus bukan sekedar identitas ideal tapi harus menjadi aktivitas praktuis semua anak-anak Allah.

Mereka disebut orang kudus yang hebat dan luar biasa, bukan berada  disurga tapi mereka hebat karena kudus ketika berada didunia. Itulah tantangan kita bagaimana menjadi kudus baik di surga maupun didunia yang kita jalani ini. Dalam sabda bahagia orang yang suci hatinya akan melihat Allah. 

Menjadi orang kudus bukan disurga nanti tapi disini saat ini. Hal ini nampah hadir dalam diri mereka yang menderita, mereka yang melayani sesama yang mempertahankan kebenaran yang Tuhan nyatakan. Hidup kudus adalah hidup yang dikhususkan untuk Allah dengan mengambil jarak dengan dunia. 

Hidup kekudusan itu harus dipratekkan dalam hidup mengereja, dan berbela rasa bagi saudara-saudari yang lemah, lapar, haus, asing, telanjang, dan sakit dalam penjara. Tanpa gerakan belasih dan bela rasa kekudusan hanya identitas ideal. Kekudusan harus menjadi aksi dalam tindakan belarasa.

Melalui ensikleik dilexit Nos yang terbit tanggal 24 Oktober yang lalu akan pentingya hati yang menjadi pusat kehidupan.  Sementara dunia saat ini tampak kerhilangan hati nurani sehingga banyak orang meninggal akibat perang atau kesenjangan sosial. Cinta hati manusiawi dan cinta ilahi Yesus yang harus ada dalam hidup kita. Melalui Kristus Allah mencurahkan hatinya supaya dunia di selamatkan olehnya

Bapa uskup Mgr Maksimus Regus sangat menonjol kecerdasan intelektual dan kecerdsan sosialnya tapi jauh lebih penting dari kecerdasan Rohani. Keuskupan Labuan Bajo yang sangat dibutuhkan adalah kecerdasan rohani. Ditengah tantangan Labuan Bajo sebagai kota super premium akan banyak tantangan-tantangan dunia. 

Tujuannya untuk bisa menjaga kebijaksanaan lokal sebagai kecerdasasn lokal budaya dan untuk budaya kultural dibutuhkan keceradsan rohani. Kecerdasan spiritual sudah ditunjukkan oleh Mgr Maksi regus dalam mengembalakan umat di kesukupan Labuan Bajo ini. Untuk dapat memperbaiki dan mengembanghkan serta meluruskan Gerak langkah keuskupan Labuan Bajo

Bunda Theresa berkata tidak semua orang bisa melakukan hal-hal besar tetapi semua orang bisa melakukan sesuatu dengan cinta. Jangan berpikir hal-hal yang besar tapi mulailah dengan hal-hal keci dengan cinta.

Mgr Maksimus Regus dalam kata sambuatannya bahwa hampir tiga puluh  tahun yang lalu seorang ilmuwan politik Samuel P. Huntington menulis sebuah buku berjudul benturan antar peradaban. Ia meramalkan bahwa dimasa depan dimana dunia akan menjadi arena konflik, pertentangan dan benturan. Ranah yang secara kasat mata akan dihiasi oleh konflik, kekerasan dan permusuhan. 

Dalam pandangannya benturan menjadi salah satu pendekatan relasi antara manusia, relasi anatara kelompok sosial, relasi anatara agama, relasi anatara komunitas -komunitas. Kita memeriksa berita pada hari-hari ini dunia kita dihiasi dan sedang disesati oleh berbagai macam bentuk amarah, kebencian dan permusuhan. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved