Cerpen

Cerpen: Jejak Langkah Sang Reformis

Kota ini telah menjadi saksi bisu perjalanannya, dari seorang pemuda biasa hingga menjadi figur politik yang diperhitungkan. 

Editor: Dion DB Putra
DOK
ilustrasi 

***

Hari pemungutan suara tiba. Lexi berdiri di depan podium parlemen daerah. Wajah-wajah anggota dewan lainnya menatap penuh harap dan skeptis. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.

“Aku di sini bukan untuk melayani kepentingan pemodal besar. Aku di sini untuk rakyat Nusa Tenggara Timur. Aku di sini untuk memastikan bahwa anak-anak di Pulau Timor bisa minum air bersih, bahwa masyarakat di Sumba tidak kehilangan tanah mereka karena eksploitasi tambang. Jika menolak RUU ini berarti aku harus kehilangan dukungan politik,
maka biarlah. Namun, aku tidak akan berdiri diam sementara hak-hak rakyat dijual demi keuntungan segelintir orang.”

Setelah pidato itu, suasana sidang berubah hening. Akhirnya, RUU tersebut gagal disahkan.

Itu adalah kemenangan besar bagi lingkungan dan rakyat, tetapi juga ancaman bagi karier politik Lexi.

Beberapa hari kemudian, Melin mendatangi ruang kerja Lexi. “Kau tahu ini akhir dari perjalananmu, bukan?”

Lexi tersenyum tipis. “Jika ini adalah harga yang harus kubayar untuk menjaga integritas, maka aku menerimanya.”

***

Lexi mungkin telah kehilangan posisinya di partai, tetapi ia tetap mendapat dukungan kuat dari rakyat NTT. Di tengah ketidakpastian politik, ia tetap menjadi simbol harapan. 

Jejak langkahnya sebagai seorang reformis muda akan selalu dikenang, tak peduli berapa banyak aral yang harus ia hadapi. 

Baginya, politik adalah tentang berjuang untuk yang benar, bukan untuk bertahan di puncak kekuasaan.

Di tengah gemuruh politik yang tak pernah berhenti, Lexi telah menunjukkan bahwa harapan akan selalu ada bagi mereka yang berani melawan arus. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved