Opini

Opini: Priamel dari Santarang

Bagian kedua adalah esai-esai yang merespons karya-karya selain puisi, entah buku cerpen, buku ulasan, novel, maupun karya pementasan.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/ROSALIA ANDRELA
Komunitas Sastra Dusun Flobamora menggelar Festival Sastra Santarang (FSS) tahun 2024 dengan tema Ruang dan Raung di Aula Dinas Kominfo Provinsi NTT. 

Esai yang membahas buku puisi John Dami Mukese, misalnya, ditulis untuk memperingati hari kelahiran sang penyair. Esai-esai yang sebelumnya terbit dalam rubrik Resensi Santarang, contoh lain, lebih sering dikerjakan untuk mengisi kekosongan halaman rubrik lain, dengan panjang materi disesuaikan terhadap ketersediaan halaman Santarang. 

Sebagai karya yang terpublikasi, respons pembaca tentu tidak dapat dihindari. Perbedaan respons adalah konsekuensi logis dari beragamnya referensi pembaca ketika berhadapan dengan karya yang mereka baca. 

Karena itu, saya menyambut baik berbagai tanggapan tersebut, terutama sebagai bahan masukan demi perbaikan di masa depan. 

Jika hanya boleh menyampaikan satu harapan, maka itu adalah harapan bahwa pembaca mencari dan membaca karya-karya yang dirujuk dalam buku esai tersebut. 

Dengan demikian, dialog pembaca dengan karya-karya tersebut dapat menjadi lebih menyenangkan. Esai-esai dalam buku Menemukan Priamel di Bulan tentu saja hanya merupakan salah satu tawaran pembacaan dari seorang pembaca yang kebetulan lebih dikenal sebagai penulis. 

Para pembaca tentu memiliki pembacaan berbeda, dan akan menyenangkan jika pembacaan tersebut melahirkan tanggapan-tanggapan tidak hanya terhadap Menemukan Priamel di Bulan, tetapi juga terhadap karya-karya yang dikomentari dalam buku tersebut. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved