Opini
Opini: Benteng Jokowi
Baju putih, celana hitam, Sepatu Project Seri Flexknitnya yang khas dipakai Jokowi, dihargai sangat murah seperti kebanyakan kita. Keren.
Tapi semua tahu, Prabowo punya janji terlalu banyak saat kampanye yang kini jadi olokan di media karena tak logis seperti: gratiskan kuliah, tranport gratis, dan entah apalagi.
Prabowo juga sudah terlampau berhutang budi pada Jokowi. Semua kondisi ‘eksternal’ ini tentu menjadi beban membuatnya tak begitu luwes saat ditanya di IKN apakah ia melanjutkan ‘mahakarya’ Jokowi. Ia jawab tanpa senyum yang memperkuat bahwa ia akan teruskan.
Lantas apakah bisa Prabowo berubah? Sesungguhnya dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Ketika kekuasaan ada pada Prabowo, ketika intelijen sudah mendengar hanya Prabowo (bukan Jokowi), maka sedikit-sedikit ‘modifikasi’ bolehlah.
Kekhawatiran ini barangkali juga sudah dirasakan oleh Jokowi. Minimal berkaca pada ketidaksetiaannya pada PDIP, ada keyakinan bahwa bumerang itu bisa kembali menembak Jokowi.
Lalu apa lagi yang jadi harapan ketika benteng rakyat, cendekiawan, dan bahkan Prabowo sendiri sudah goyah? Ya, harus melindungi diri. Di sinilah kita bisa mengerti dan berandai-andai, apakah ini yang terjadi dengan kisruh tiba-tiba Golkar di sela-sela perayaan HUT ke-79 RI?
Apakah aklamasi memilih Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Golkar, potensi perubahan AD-RT Partai Golkar merupakan benteng akhir bagi Jokowi yang lebih meyakinkan?
Tidak mudah menjawabnya. Barangkali rumput dari Ebiet G.Ade yang bergoyang, bisa memberi jawaban yang tepat.
Yang pasti semuanya terdiam, semuanya membisu, semuanya menjawab tak mengerti. Yang terbaik hanyalah, segeralah bersyukur. Mumpung kita masih diberi waktu. Syukur memungkinkan kita bisa aman dan tentram di akhir setiap periode. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.