Opini
Opini: Benteng Jokowi
Baju putih, celana hitam, Sepatu Project Seri Flexknitnya yang khas dipakai Jokowi, dihargai sangat murah seperti kebanyakan kita. Keren.
Yang jadi pertanyaan, apakah ‘kejinakan’ masyarakat itu akan tetap ada ketika Jokowi sudah jadi mantan?
Rakyat akan beralih kepada yang ‘perhatikan’ mereka dan sayangnya Jokowi yang dulunya begitu murah hati sedikit atau malah dilupakan sama sekali.
Lalu bagaimana dengan kaum cendekiawan? Gerakan dari kampus sebelum pilpres merupakan tanda ketaknyamanan kaum cerdik pandai melihat gelagat yang tak wajar. Fenomena yang terjadi, kaum cerdik pandai ini kelihatan lebih kontak.
Kalau sebelumnya ada pro kontra tetapi menjelang lengsernya Jokowi, mereka lebih ‘sepakat’.
Hal ini akan menjadi peringatan bahwa ketika semua ketakutan akan penyalagunaan kekuasaan itu terjadi begitu massal dan terbukti di era Prabowo, maka kaum cerdik pandai akan hadir membela yang benar.
Lebih lagi ketika mereka yakin bahwa kebenaran bisa saja kalah tetapi kebenaran itu tidak pernah akan salah. Itulah keyakinan yang mestinya disadari (Jokowi) bahwa kekuasaan itu perlu dibatasi dan tidak dibiarkan melampaui kepentingan.
Segeralah Bersyukur
Ketakutan akan sesuatu yang buruk kadang perlu. Ia tak ayal sebuah awasan agar tidak terjadi seperti yang ditakutkan. Itulah yang menjadi awasan agar masa depan Indonesia akan menjadi lebih baik. Lalu bagaiamana?
Pertama, semestinya semua sadar bahwa setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya. Jokowi telah mewarnai zaman ini melalui 10 tahun pemerintahannya.
Kata-kata ini kelihatan sederhana tetapi merupakan sesuatu yang alamiah yang nota bene harus ditaati. Sebaliknya melawan zaman bisa membuat kita roboh dan jatuh.
Hal ini mengingatkan kita akan cerpen ‘Robohnya Surau Kami’ karya A.A. Navis, 1956. Dikisahkan, seorang kakek begitu optimis bahwa hanya dirinyalah yang masuk Surga karena kesalehan dan ketaatannya beribadah sangat dijaga.
Tetapi apa yang dikira itu tidak terjadi. Ia malah masuk neraka. Kita pun berandai, Jokowi mestinya menaati hukum alam.
Ia telah berkarya dan tiba saatnya menyerahkan kembali kepada negeri ini tanpa terlalu ‘pede’ bakal aman sampai akhir dan karena itu berbagai cara dilakukan. Tapi kita juga berharap, cukup ‘suraunya’ AA Navis yang roboh dan bukan yang lain.
Kedua, lengsernya Jokowi mestinya tidak perlu dikwatirkan. Gibran sebentar lagi dilantik jadi wapres meskinya tidak perlu kuatir. Atau Prabowo, pasti paham dan tidak akan lupakan peranan Jokowi yang membuatnya jadi Presiden.
Tidak perlu ada yang dicemaskan. Apalagi di IKN (14/8/2024), Prabowo telah katakan (meski dengan wajah yang kurang bersahabat), bahwa ia akan teruskan malah selesaikan IKN.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.