Breaking News

KKB Papua

Juru Bicara KKB Papua: Pilot Glen Malcolm Conning Itu Seorang Mata-mata

Juru Bicara KKB Papua, Sebby Sambom mengungkapkan tudingan anggota KKB Papua terhadap pilot Selandia Baru, Glen Malcolm Conning sebagai mata-mata.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
SEORANG MATA-MATA – Juru Bicara KKB Papua, Sebby Sambom menyebut bahwa pilot Glen Malcolm Conning yang dibunuh anggota KKB Papua adalah seorang mata-mata. 

"Jenazah pilot dibawa ke helikopter kemudian dibakar bersamaan dengan helikopter," ucapnya.

Baca juga: Hadi Tjahjanto Meradang, KKB Papua Bunuh Pilot Australia: Aparat akan Beri Pelajaran

Baca juga: Australia Berkabung, Pilot Berpengalaman Itu Temui Ajal di Tangan KKB Papua

Rekan Pilot Lihat Korban Bersimbah Darah

Sementara itu Geoffrey Foster, pilot helikopter yang juga rekan kerja korban Glen Malcolm menyaksikan langbsung bagaimana rekannya itu bersimbah darah sebelum akhirnya tewas dibunuh.

Foster saat kejadian itu juga tengah menerbangkan helikopter di waktu yang berdekatan.

Foster mengaku melihat Glen Malcolm Conning dalam kondisi bersimbah darah.

"Ketika saksi tiba di sekitar Bandara Alama, saksi melihat helikopter jenis IWN, MD.500 ER PK, sudah mendarat di landasan dan baling-balingnya sudah tidak berputar," ungkap Kepala Satgas Ops Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa 6 Agustus 2024.

"Saksi kemudian mengitari helikopter tersebut dengan jarak kurang lebih 1000 kaki di atas permukaan tanah, kemudian turun untuk mendarat di samping helikopter," ujarnya.

Sesaat mencapai tanah, Foster yang juga berasal dari Selandia Baru itu kemudian melihat situasi yang tidak biasa.

Foster melihat barang-barang yang diduga berasal dari dalam helikopter Conning berserakan di tanah.

Di momen itulah Foster melihat Conning dalam keadaan bersimbah darah.

"Ketika saksi hendak mendarat dengan jarak sekitar 10 kaki, saksi melihat tas-tas berserakan dan pilot terkulai di kursi dengan darah di sekujur tubuhnya."

"Melihat hal tersebut, saksi langsung lepas landas kembali dan tidak jadi mendarat," kata Faizal.

Setelah menjauh dari area bandara, Foster melihat sekelompok orang berkumpul di depan rumah sakit yang sedang dibangun.

Distrik Alama merupakan salah satu wilayah di Mimika yang masih terisolasi, dan hanya bisa dijangkau melalui transportasi udara.

Jarak tempuh dari Bandara Mozes Kilangin menuju Distrik Alam berkisar 50 menit penerbangan.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved