KKB Papua

Polisi Imbau Warga Tak Mendulang Emas di Pedalaman Yahukimo

Aktivitas mendulang emas secara ilegal di pedalaman Yahukimo sangat berbahaya, karena banyak kasus penyerangan dari KKB Papua.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-TRIBRATA
JENAZAH PENAMBANG - Ilustrasi penyerahan jenazah secara simbolis oleh Kapolres Yahukimo kepada keluarga. 

POS-KUPANG.COM, YAHUKIMO - Polisi mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas mendulang emas di wilayah pedalama Yahukimo. Pasalnya wilayah itu rawan terhadap gangguan dan teror dari Kelompok Kriminal Bersenjata Papua atau KKB Papua

Kapolres Yahukimo AKBP Zeth Zalino mengatakan, aktivitas mendulang emas secara ilegal di pedalaman Yahukimo sangat berbahaya, karena banyak kasus penyerangan dari KKB.

"Apalagi selama tahun 2025 ada beberapa kasus penyerangan yang dilakukan KKB hingga menewaskan para pendulang di kawasan pendulangan emas ilegal," kata Kapolres Yahukimo AKBP Zeth Zalino, Sabtu (4/10/2025).

Baca juga: Cerita Yohanes Bouk, Pendulang Emas yang Selamat dari Keganasan KKB Papua

Zeth mencontohkan, saat tim gabungan TNI-Polri melakukan evakuasi jenazah para pendulang yang menjadi korban KKB, mereka mengalami beberapa kendala yang tidak saja berasal dari alam yakni hujan deras tetapi juga dari KKB.

"Gangguan keamanan yang terjadi di lapangan itulah menyebabkan terhambatnya proses evakuasi terjadi kontak tembak dengan KKB," kata Kapolres Yahukimo AKBP Zeth Zalino.

KKB pimpinan Kopitua Heluka, bulan September lalu menyerang dengan menembaki para pendulang di dua lokasi pendulangan hingga menewaskan tujuh orang. Sementara pada bulan April, KKB juga menyerang dan menembaki pendulang hingga menewaskan 11 orang pendulang.

Sebelumnya juga diberitakan, sebanyak tujuh pendulang emas tewas akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua atau KKB Papua di Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Korban tewas itu telah dievakuasi oleh aparat gabungan TNI-Polri. Seluruh dibawa ke RSUD Dekai pada pukul 02.30 WIT, Kamis (2/10/2025), untuk penanganan medis.

Para korban dievakuasi secara bertahap oleh aparat dari tiga lokasi penambangan emas di wilayah Distrik Seradala. Para korban tersebut trerdiri dari Desen Domungus dan Marselinus yang dievakuasi pada 26 September 2025 di Kampung Bingki, Distrik Seradala.

Selanjutnya Roberto Agama alias Obet, Unu dan Marsel alias Unus yang dievakuasi pada Rabu 1 Oktober 2025 di Kali I/Kali Kulum, Distrik Seradala.

Roberto Agama (37), dan Marselino Lumare (32) berasal Sanger, sementgara Yunus Agama (29) berasal dari Maluku. Ketiganya berdomisili di Dekai, Yahukimo.

Berikut Andika Pratama dan Fikram Amimam yang dievakuasi pada Kamis 2 Oktober 2025 di Camp Ekskavator Kali I, Distrik Seradala. Andika dan Fikram berasal dari Sanger dan berdomisili di Jalan Paradiso, Dekai.

Polisi menegaskan tidak akan memberi ruang bagi KKB yang menamakan dirinya Kodap XVI Yahukimo, Batalion Yamuhe, Kanibal, dan Sisibia pimpinan Kopitua Heluka. 

“Kami akan kejar dan tangkap para pelaku serta bertindak tegas secara profesional terhadap siapa pun yang terlibat dalam kejahatan bersenjata,” kata Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani dikutip dari Tribun Papua, Jumat (3/10/2025). 

“Penegakan hukum akan dilakukan secara terukur dan sesuai hukum yang berlaku. Stabilitas keamanan di Yahukimo adalah prioritas utama.” (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved