Opini
Opini: Paus Fransiskus, Tanwir Muhammadiyah dan Momentum Kokohkan Rasa Saling Percaya
Akhir tahun 2024 adalah momentum berharga bagi hubungan umat beragama di dunia, khususnya di Indonesia. Ada dua momentum penting akhir tahun ini.
Bak gayung bersambut
Momentum kedua adalah peristiwa Tanwir Muhammadiyah di Kota Kupang, NTT pada 15 sampai 18 November 2024. Saya sejujurnya terkagum-kagum dengan keputusan PP Muhammadiyah itu.
Awalnya saya bertanya-tanya alasan di balik keputusan memilih Kota Kupang. Tentu jawabannya bukan karena Kota Kupang adalah ibukota provinsi. Sudah pasti bukan itu jawabannya.
Salah satu jawaban yang paling mungkin mendekati kebenaran adalah karena nilai sejarah peran Muhammadiyah di tanah Timor yang mayoritas beragama Kristen dan Katolik. Kota Kupang punya tempat khusus di hati para pemimpin Muhammadiyah.
Kota Kupang begitu istimewa bagi Muhammadiyah. Hemat saya, keberadaan Muhammadiyah di Kota Kupang juga punya andil besar pada predikat NTT sebagai paling toleran di Indonesia. Bahkan peringkat pertama provinsi dengan nilai indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Indonesia tahun 2020.
Kota Kupang telah menjadi embrio yang melahirkan amal usaha Muhammadiyah di kabupaten lain di NTT.
Sungguh menggembirakan melihat perkembangan amal usaha Muhammadiyah di NTT beberapa tahun belakangan. Khususnya amal usaha bidang pendidikan dan kesehatan.
Kalau tidak berubah, tempat penyelenggaraan Tanwir Muhammadiyah akan diselenggarakan di Kampus UMK Kota Kupang.
Kampus yang didirikan tahun 1978 ini menjadi simbol dan bukti penting kesungguhan Muhammadiyah menyebarkan misi Rahmatan Lil Alamin - Menjadi anugrah bagi semesta- dan mengambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kampus UMK merupakan kampus Islam modern terbesar di NTT yang dikelola secara profesional. Kampus ini diisi oleh 70 persen mahasiswa dengan latar belakang agama non muslim. Sisanya 30 persen beragama Islam.
Puluhan ribu alumni telah lahir dari kampus ini dan menjadi pribadi-pribadi dengan karakter pembaharu (Tajdid)-mengemban misi pembaharuan- di masyarakat. Puluhan ribu alumni itu tersebar melampaui teritorial NTT dan mengabdi pada ladang pengabdian yang beragam.
Sebagai alumni, saya tentu berbangga pernah menjadi saksi dari kiprah Muhammadiyah dan UMK di NTT.
Kebanggaan itu semakin menjadi-jadi karena Tanwir Muhammadiyah diselenggarakan di Kota Kupang yang artinya warga UMK era ini yang akan kebagian paling sibuk menyiapkan kelancaran acaranya.
Tanwir adalah forum tertinggi ke dua setelah Muktamar. Di forum Tanwir inilah agenda-agenda Muktamar dibahas dan diputuskan.
Artinya, embrio keputusan gerakan dakwah Muhammadiyah di masa yang akan datang dirumuskan di Kota Kupang. Saya meyakini, pemilihan tempat ini juga sekaligus menggambarkan orientasi prioritas gerakan dakwah Muhammadiyah di masa depan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.