Opini
Opini: Paus Fransiskus, Tanwir Muhammadiyah dan Momentum Kokohkan Rasa Saling Percaya
Akhir tahun 2024 adalah momentum berharga bagi hubungan umat beragama di dunia, khususnya di Indonesia. Ada dua momentum penting akhir tahun ini.
Oleh: Muhammad Subadri Jarawadu
Alumni Universitas Muhammadiyah Kupang, tinggal di Jakarta
POS-KUPANG.COM - Akhir tahun 2024 adalah momentum berharga bagi hubungan umat beragama di dunia, khususnya di Indonesia. Ada dua momentum penting akhir tahun ini.
Pertama, kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia pada 3-6 September 2024. Kedua, Tanwir Muhammadiyah tanggal 15-18 November 2024 di Kupang, Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Dua momentum yang berdekatan ini sangat penting. Di tengah kecemasan global akibat ketegangan politik dan keamanan di belahan bumi lain serta ancaman berbagai krisis yang menghantui, dua momentum itu kita harapkan menjadi obat penenang dengan efek jangka panjang.
Perjalanan misi kerasulan pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu disambut baik pemerintah Indonesia.
Melalui Kementerian Luar Negeri, pemerintah sudah menyampaikan harapan bahwa kehadiran Paus Fransiskus menjadi berkah yang akan membawa pesan toleransi, persatuan dan perdamaian dunia.
Pesan itu saya yakini bukan sekadar diplomasi kultural tetapi berlatarbelakang kesadaran penuh pada situasi kecemasan global dan nasional hari-hari ini.
Frase toleransi terus dimention ke ruang publik karena ada ancaman gesekan bernuansa SARA sebagai imbas dari konflik bersenjata di belahan bumi lainnya yang diharapkan tidak merembet jauh ke dalam negeri.
Selain itu, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia juga diharapkan berdampak luas pada konsolidasi umat beragama di Indonesia. Sebab, persatuan nasional merupakan syarat dan rukun menghadapi kecemasan global.
Ancaman-ancaman yang datang dari luar hanya bisa kita lewati dengan persatuan nasional dan mengubur sekat perbedaan dalam-dalam. Persatuan merupakan jiwa bangsa Indonesia. Perasaan bahwa orang lain adalah saudara merupakan karakter asli masyarakat Indonesia yang majemuk.
Bersamaan dengan itu, lawatan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pacific juga diharapkan mendorong terwujudnya perdamaian dunia khususnya di kawasan Asia Pacific.
Eskalasi gangguan keamanan dan perang militer di sebagian wilayah bumi yang cenderung meningkat merupakan ancam serius.
Sebab dapat memicu krisis yang meluas ke negara-negara lain. Apalagi di era dimana satu negara dengan negara lainnya memiliki hubungan diplomatik-politis dan hubungan dagang.
Mewujudkan perdamaian dunia adalah idealisme luhur bangsa Indonesia. Memposisikan negara-negara lain sebagai negara merdeka dan berdaulat merupakan implementasi dari komitmen bangsa Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Idealisme itu tertuang dalam pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945. Karena itu, Indonesia harus aktif terlibat dalam upaya-upaya mewujudkan dan merawat perdamaian dunia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.