Opini
Opini: 63 Peti Mati untuk NTT
Dari total 63 PMI itu, jenazah PMI laki-laki sebanyak 48 orang dan perempuan 15 orang. Sedangkan jenazah PMI non prosedural 62 orang dan prosedural 1.
Saat ini, baru ada 4 BLK, di mana 1 milik pemerintah dan 3 milik perusahaan pengerah PMI dan semua berada di Kupang. Sedangkan di pulau Flores, Lembata, Alor, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Sumba belum memiliki BLK.
LTSA juga baru ada di Maumere, Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Tambolaka. Fakta ini membuktikan penyediaan layanan dari pemerintah masih sangat minim.
Bonusnya, urusan PMI di NTT harus menjadi fokus dan perhatian pemimpin di NTT. Jangan jadikan ini seperti masalah biasa lalu diperlakukan biasa-biasa saja. NTT saat ini sedang musim Pilkada, rakyat harus selektif memilih pemimpin baik di level privinsi pun kabupaten/kota.
Pilihlah pemimpin yang paham persoalan PMI, yang punya hati, keberanian dan kepedulian untuk mengurus PMI NTT, khususnya berani mengeliminasi pergerakan gerombolan calo PMI di NTT.
Nasib buruh migran NTT memang tak selalu indah kabar dari rupa. Buruh migran kita tetap modalnya nekat. Keranda mati pun tak bakal menjerakan. Karena gambaran awal sudah digariskan.
Mengubah nasib mesti di tanah orang. Walau di kampung sendiri duit berdatangan. Lembayung duka adalah guratan nasib buruh migran NTT. (*)
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.