Opini

Opini: Sokoguru Ekonomi Bangsa

Dilansir manchesterhistory.net, koperasi kali pertama lahir di Rochdale, kota di bagian utara Inggris pada 21 Desember 1844.

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Anggota DPRD Provinsi NTT, Eman Kolfidus. 

Filosofinya bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas usaha kekeluargaan.

Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah Koperasi. Karena memang, cita- cita kemerdekaan adalah kemakmuran seluruh rakyat dan koperasi menjadi jalan itu.

Masyarakat Nusa Tenggara Timur sangat familiar dengan koperasi dengan berbagai ragam usaha. Bahkan NTT sudah ditetapkan sebagai Provinsi Koperasi di era kepemimpinan Gubernur Frans Lebu Raya.

Tentu paling tenar adalah Koperasi Simpan Pinjam, dengan sejumlah nama besar seperti Obor Mas, Pintu Air, Swastisari, Serviam, Sube Huter, Tuke Jung, Sangosay, TLM, dan sebagainya.

Kantor Berita Antara 29 Agustus 2023 mewartakan bahwa pertumbuhan koperasi di NTT, terus meningkat hingga pada 2023 tercatat mencapai 4.301 koperasi dan yang telah berbadan hukum mencapai 3.866 lembaga koperasi dengan jumlah aset yang dikelola mencapai Rp12 triliun dan mencapai 2,4 juta anggota.

Artinya, jumlah anggota koperasi di NTT sudah mencapai sekitar 42,85 persen dari total penduduk NTT. Aset koperasi 12 triliun jauh melampaui APBD Provinsi NTT yang berkisar 4-5 triliun rupiah atau kurang lebih setengah dari total APBD se-NTT.

Perkembangan koperasi di NTT sudah sangat pesat. Bandingkan dengan perkembangan sebelumnya, tahun 2019 jumlah Koperasi di NTT sampai dengan Juni 2009 sebanyak 1.636; aktif 1.297 (79, 28 persen), tidak aktif 339 (20,72 persen). Jumlah anggota 402.989 (± 8,95 persen penduduk NTT).

Modal sendiri Rp 272.862.556.000, modal luar Rp. 243.946.135.000, aset Rp 516.808.691.000, dengan tenaga kerja 4.208 orang (Kolfidus, Kupilih Jalan Kerakyatan, Cetakan ke-2, 2024).

Keberdirian koperasi sebagai tulang punggung perekonomian rakyat harus terus didukung dalam berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, secara khusus bagi anggota semakin ditingkatkan.

Selain bergerak dengan inovasi layanan dan digitalisasi, koperasi juga harus semakin gesit dalam desain rencana strategis dan perlakukan manajemen untuk mencari model-model pemberdayaan anggota untuk membantu negara dalam mengakselerasi kesejahteraan.

Kita harus tahu bahwa NTT saat ini masuk dalam lima provinsi paling miskin di Indonesia, karenanya, peran sisi lain dari koperasi sangat penting. Arah dan corak gerakan koperasi harus terus diperbarui dalam kerangka membuat nyaman anggota dan mensejahterakan mereka.

Filosofi dasar koperasi sebagai lembaga ekonomi kekeluargaan harus terus dipupuk guna menghindari kecenderungan privatisasi, liberalisasi dan menjadi condong ke ekonomi kapitalis alias ekonomi pasar.

Pemerintah harus memainkan peran efektif sebagai regulator dan fasilitator, juga peran penting lembaga otoritas jasa keuangan.

Kita boleh mencontek kemajuan-kemajuan tekonologi informasi, strategi pengembangan udaha, perluasan pangsa pasar, modernisasi manajemen dan model layanan, namun roh dasar sebagai sistem gerakan ekonomi kerakyatan dan kekeluargaan harus tetap dipelihara sebagai identitas (baca: DNA= deoxyribonucleic acid).

Selamat merayakan hari Koperasi. Dirgahayu, dan tetap setia menjadi sokoguru ekonomi rakyat Indonesia. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved