Opini
Opini: Agar Bukan Nusa Titip Taruna
Kalau hanya di NTT, maka apa yang menjadi alasan sehingga NTT begitu mudah ‘diterobosi’ penumpang gelap seperti ini?
Ketakbersatuan seperti ini yang menjadi sasaran empuk bagi orang luar untuk masuk. Lalu apakah salah mereka termasuk Kapolda? Ya, mereka ada bagian salahnya. Tetapi mereka tidak akan masuk kalau secara ke dalam kita memiliki kekompakan.
Kekompakan tentu dalam banyak hal termasuk bagi yang telah sukses agar bisa memfasilitasi sehingga yang dari bawah bisa tahu. Minimal mereka sadar bahwa jadi anggota polisi itu tidak hanya sekadar berbangkat balok perak melainkan harus ampai emas.
Ketiga, agar tidak ‘terkecoh’ seperti ini dan karena semuanya bersifat online (yang katanya tidak ada peluang untuk ‘main uang’ (katanya)), maka putera dan puteri NTT perlu siapkan diri: intelektualitas, mental, dan fisik.
Kecerdasan itu sebenarnya bukan hal baru bagi putera-puteri NTT yang terkenal otaknya ‘encer’. Tetapi perlu mental dan fisik.
Mentalitas bisa berupa rasa percaya diri dan tenang mengungkapkan kualitas diri yang dimiliki seperti kejujuran, tanggungjawab. Yang tidak kalah penting adalah latihan fisik secara teratur.
Kalau kita sudah miliki ketiga hal ini maka siapapun dari luar tidak akan mudah masuk apalagi mau jadi titipan di sini. Tidak. Ini bukan Nusa Titip Taruna. Ini Nusa Tenggara Timur. (*)
Opini: Ketidaktahuan Rasional dalam Rumah Demokrasi |
![]() |
---|
Opini: Urgensi Langkah dan Kebijakan Strategis untuk Akselerasi Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Opini: Manajemen Risiko sebagai Fondasi Kampus Berdampak di Nusa Tenggara Timur |
![]() |
---|
Opini: Demokrasi Kita, Cermin Cara Kita Dididik |
![]() |
---|
Opini - Krisis Etika dan Substansi di Panggung Politik Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.