Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 10 Juni 2024, “Berbahagialah"

Allah artinya orang  yang miskin baik secara jasmani maupun rohani dan yang menggantungkan diri seluruhnya pada kuasa dan kehendak Allah

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/DOK-PK
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Senin 10 Juni 2024, “Berbahagialah" 

Kekeringan melanda Israel. Namun Tuhan tetap menjaga Elia di sungai Kerit di sebelah Sungai Yordan dan di situlah dia akan hidup dan dipenuhi kebutuhannya oleh Tuhan melalui burung-burung gagak yang datang menghantar makanan baginya.

Tuhan akan selalu memperhatikan hamba-hambaNya yang dengan setia melayaniNya. Itulah Tuhan kita, yang tak akan meninggalkan kita tetapi setia menjaga dan memelihara kita. Maka hanya orang yang setia dan menggantungkan seluruh hidup mereka pada Tuhanlah yang akan memperoleh hidup bahagia di dalam namaNya.

Maka Yesus dalam bacaan injil menyampaikan ajaranNya yang disampaikanNya dari atas sebuah bukit. Ajaran Yesus inilah yang biasa dikenal dengan sebutan “Sabda Bahagia”.

Ucapan bahagia, disebut juga ucapan berbahagia atau sabda bahagia, adalah bagian dari kotbah Yesus di bukit yang isinya mengandung nasihat tentang arti kebahagiaan yang sejati.

Kotbah di Bukit yang disampaikan oleh Yesus terdapat dalam kitab Matius (Matius pasal 5-7).Ucapan-ucapan kebahagiaan yang diajarkan Yesus ini bertolak belakang dengan nilai-nilai yang dipegang banyak orang saat itu bahkan juga pada masa kini.

Dan kalau kita lihat secara sepintas, sabda bahagia Yesus ini sepertinya ada paradoksa diantara ucapan bahagia ini. Dalam ucapan sabda bahagia ini terlihat paradoks dengan membukanya dengan ungakapan ini: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan Allah.”

Yesus sebenarnya mau menyampaikan pesan bahwa hanya orang yang merasa selalu bergantung pada Tuhan lah yang  akan mencapai kebahagiaan itu.

Ungkapan yang miskin di hadapan Allah artinya orang  yang miskin baik secara jasmani maupun rohani dan yang menggantungkan diri seluruhnya pada kuasa dan kehendak Allah saja maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan.

Lalu mengapa itu menjadi yang pertama dalam sabda bahagia Yesus? Karena Yesus menekankan aspek “kemiskinan” yang berarti selalu menggantunkan seluruh hidupnya hanya pada Tuhan.

Dan kalau kita melihat versi bahasa aslinya akan terbaca bahwa miskin yang dimaksudkan adalah “miskin dalam Roh” makanya sabda ini ditempatkan pada urutan pertama dengan tujuan agar Tuhan hanya dapat dijangkau dalam Roh dan Kebenaran dan bukan menempatkan berhala-berhala ciptaan kita sendiri yang membawa kita semakin jauh dari Tuhan.

Maka marilah kita belajar untuk selalu menempatkan Tuhan sebagai yang utama dalam hidup kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, Pertama: semua kita pasti selalu membutuhkan kebahagiaan.

Kedua, dan kebahagiaan itu tidak datang dengan sendirinya tetapi selalu diusahakan oleh kita sendiri.

Ketiga, maka cara yang utama adalah dengan selalu menggantukan seluruh hidup kita dalam bimbinganNya dengan demikian hidup kita akan selalu diarahkan kepada Allah. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS                                                                                                                                                  

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved